Sumber: South China Morning Post,CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Meski demikian, kenaikan tarif bukan satu-satunya alasan yang mendorong perpindahan pabrik.
"Sementara meningkatnya ketegangan perdagangan dan kebutuhan untuk mengurangi risiko adalah alasan utama untuk relokasi produksi jauh dari China, beberapa perusahaan juga mengutip risiko keamanan siber sebagai alasan," tambah ekonom Nomura.
Baca Juga: Perang dagang menekan harga ICP bulan Agustus ke level US$ 57,27 per barel
Mereka yang diuntungkan
Nomura menyebut, negara yang paling diuntungkan dari perang dagang terutama di Asia adalah Vietnam, Taiwan dan Thailand. Di luar Asia, Meksiko paling menonjol.
Menurut analisis Nomura, Vietnam adalah satu-satunya negara yang menarik perusahaan dari industri bernilai tambah rendah, seperti garmen dan barang konsumen tahan lama, serta sektor bernilai tambah tinggi - seperti elektronik.
Manfaat bagi Meksiko sebagian besar di sektor elektronik dan peralatan listrik.
Baca Juga: Bank Dunia: Terlalu fokus kurangi CAD, pertumbuhan ekonomi Indonesia lesu
Meskipun ada pergeseran, pasar masif China masih menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan.
"Mengingat ukuran pasar domestik China yang besar dan kapasitas yang terbatas di tempat lain, ada banyak alasan bagi perusahaan untuk mempertahankan sebagian besar produksi mereka di China," catat mereka.