Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan pihaknya akan mampu mengatasi embargo Uni Eropa (UE) atas impor minyak Rusia pada akhir tahun ini meskipun penghentian dapat mengakibatkan kekurangan.
Dua diplomat Uni Eropa mengatakan pada akhir pekan bahwa blok tersebut condong ke arah larangan pada akhir tahun sebagai bagian dari paket keenam sanksi terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina. Menteri energi Uni Eropa akan membahas larangan minyak yang diusulkan di Brussel pada hari Senin.
"Kami telah berhasil mencapai situasi di mana Jerman mampu menanggung embargo minyak," Habeck, dari ahli ekologi Greens, mengatakan pada konferensi pers. "Ini berarti itu tidak akan tanpa konsekuensi," sambungnya.
Menteri Keuangan Jerman, Christian Lindner bahkan melangkah lebih jauh. Ia mengatakan kepada penyiar Jerman bahwa ekonomi Jerman bahkan akan mampu menerima larangan segera.
Baca Juga: Polandia Siap Membantu Jerman agar Uni Eropa Segera Embaro Migas dari Rusia
“Dengan batubara dan minyak, sekarang mungkin untuk melupakan impor Rusia,” Lindner dari Demokrat Bebas (FDP) mengatakan kepada WELT. "Tidak menutup kemungkinan harga BBM bisa naik."
Pemerintah Kanselir Olaf Scholz berada di bawah tekanan untuk mengurangi ketergantungan Jerman pada bahan bakar fosil Rusia dan dia telah dituduh kurang kepemimpinan setelah perlawanan awalnya untuk memasok Ukraina dengan senjata berat.
Jerman bulan lalu memotong bagian minyak Rusia menjadi 25% dari total impor dari 35% sebelum invasi.
Habeck mengatakan tantangan utama bagi Jerman adalah menemukan pengiriman minyak alternatif ke kilang di Schwedt yang dioperasikan oleh perusahaan negara Rusia Rosneft yang memasok wilayah Jerman timur serta wilayah metropolitan Berlin.
Baca Juga: Babak Baru Sanksi, Uni Eropa Berencana Larang Impor Minyak Rusia
Daerah-daerah itu dapat menghadapi kekurangan pasokan jika terjadi embargo UE jika Jerman tidak dapat mengamankan impor minyak alternatif pada akhir tahun, kata Habeck.
"Kami masih belum memiliki solusi untuk kilang di Schwedt," kata Habeck.
"Kami tidak bisa menjamin pasokan akan terus berlanjut. Pasti akan ada kenaikan harga dan akan ada beberapa pemadaman. Tapi itu tidak berarti kami akan tergelincir ke dalam krisis minyak," ucapnya.
Seorang penasihat Scholz mengatakan kepada Financial Times dalam sambutannya yang diterbitkan pada hari Minggu bahwa Jerman mendukung rencana embargo UE terhadap minyak Rusia tetapi ingin beberapa bulan lagi untuk mengamankan sumber alternatif.
Baca Juga: Eropa Kemungkinan Baru Melarang Impor Minyak dari Rusia di Akhir Tahun
Joerg Kukies mengatakan kepada surat kabar itu bahwa tujuannya adalah untuk memastikan Schwedt dipasok dengan minyak non-Rusia yang dibawa oleh kapal tanker ke Rostock di Laut Baltik.
Untuk memungkinkan ini, pelabuhan Rostock harus diperdalam dan pekerjaan dilakukan pada pipa yang menghubungkannya ke Schwedt, katanya.