Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat kepuasan terhadap Presiden Donald Trump mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir, menurut data yang dirilis minggu ini oleh beberapa lembaga survei terkemuka.
Survei terbaru dari Emerson College Polling yang dilakukan lima bulan setelah Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, menunjukkan bahwa hanya 45% pemilih menyatakan puas dengan kinerja Trump, sementara 46% tidak puas dan 9% masih ragu-ragu. Angka ini turun dari 49% pada bulan Januari, seperti dilaporkan oleh Daily Boulder.
Isu Kebijakan dan Kontroversi Nasional Mempengaruhi Persepsi Publik
Mengutip Unilad, turunnya tingkat kepuasan ini tampaknya berkaitan dengan sejumlah kebijakan kontroversial Trump, termasuk RUU imigrasi “Big Beautiful Bill” dan keputusan pengerahan Pasukan Garda Nasional sebagai respons terhadap gelombang protes di Los Angeles.
Baca Juga: Trump Kecam Keras Proses Hukum Netanyahu, Singgung Bantuan AS ke Israel
Survei juga mengungkap bahwa 53% responden menilai arah negara berada di jalur yang salah, sementara 48% lainnya justru optimis dan yakin AS berada di arah yang benar. Ketimpangan persepsi ini mencerminkan polarisasi politik yang semakin tajam di tengah masyarakat Amerika.
Pemilih Independen Bisa Jadi Penentu di Pemilu Paruh Waktu
Direktur Emerson College Polling, Spencer Kimball, mencatat bahwa dalam menghadapi Pemilu Paruh Waktu mendatang, Partai Demokrat sedikit unggul dibanding Partai Republik, dengan dukungan dari pemilih independen sebesar 37%, sementara Partai Republik hanya memperoleh 27%.
Namun, 36% pemilih independen masih belum menentukan pilihan, yang berarti dinamika politik masih bisa berubah.
Survei di Texas: Basis Tradisional Republik Mulai Retak
Sinyal penurunan dukungan terhadap Trump juga terlihat dalam survei kedua yang dilakukan oleh University of Texas dan Texas Politics Project. Dalam survei ini, tingkat kepuasan turun ke angka 44%, sedangkan 51% responden menyatakan tidak puas terhadap kepemimpinan Trump. Data ini menjadi penting karena Texas selama ini dikenal sebagai kubu kuat Partai Republik.
Dari sisi ekonomi, 51% responden di Texas tidak setuju dengan kinerja Trump, sedangkan hanya 39% yang menyetujui. Dalam hal inflasi dan harga barang, 52% tidak puas, dan hanya 34% yang mendukung kebijakan Trump. Mayoritas kritik datang dari kubu Demokrat, namun tingkat dukungan dari pemilih Republik juga menurun, dari 89% pada April menjadi 87% saat ini.
Baca Juga: Harga Logam Industri Menanti Perkembangan Tarif Trump
Tegangan di Timur Tengah: Peran Trump dalam Konflik Iran–Israel
Survei ini dilakukan sebelum keterlibatan terbaru Trump dalam konflik antara Iran dan Israel. Pekan ini, Trump dikabarkan berhasil menengahi gencatan senjata antara kedua negara, hanya beberapa hari setelah memerintahkan serangan udara ke tiga situs nuklir Iran.
Iran kemudian membalas dengan meluncurkan serangan udara terhadap pangkalan militer AS di Qatar dan Irak Barat (Ain al-Asad). Namun dalam pernyataannya di KTT NATO, Trump mengklaim bahwa serangan tersebut telah diperingatkan oleh pihak Iran terlebih dahulu.
"Mereka sangat baik, memberi kami peringatan. Mereka bilang, 'Kami akan menembak, jam 1 siang oke?' Saya bilang, 'Oke saja'," ujar Trump dalam pernyataannya.
Trump menambahkan bahwa sistem pertahanan udara AS berhasil menjatuhkan 14 dari 14 rudal yang diluncurkan ke arah pangkalan di Qatar, menyebutnya sebagai bukti kecanggihan teknologi militer AS.