Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi sorotan internasional setelah secara terbuka mengecam jaksa Israel yang menangani kasus korupsi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dalam pernyataan kerasnya pada Sabtu (waktu setempat), Trump menyebut proses hukum terhadap Netanyahu sebagai “kegilaan” dan memperingatkan bahwa Amerika Serikat “tidak akan membiarkan ini terjadi”, mengingat besarnya bantuan miliaran dolar yang diberikan Washington kepada Israel setiap tahunnya.
Trump: Proses Hukum Ganggu Diplomasi dengan Hamas dan Iran
Netanyahu, yang didakwa pada tahun 2019 atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan — yang semuanya ia bantah — dijadwalkan memberikan kesaksian dalam pemeriksaan silang mulai Senin mendatang.
Baca Juga: Trump Hentikan Perundingan Dagang dengan Kanada, Ancam Berlakukan Tarif Baru
Upaya tim hukumnya untuk menunda persidangan selama dua minggu ditolak pengadilan pada Jumat lalu, meskipun mereka mengklaim Netanyahu sedang menghadapi tekanan diplomatik dan keamanan menyusul konflik 12 hari antara Israel dan Iran bulan ini.
Trump menulis di Truth Social: “Ini adalah KEGILAAN! Apa yang dilakukan para jaksa yang tak terkendali terhadap Bibi Netanyahu sangat berbahaya. Ini bisa mengganggu perundingannya dengan Hamas dan Iran.”
Meski belum ada tanggapan resmi dari pihak kejaksaan Israel atas komentar Trump, Netanyahu tampak menyambut dukungan tersebut. Dalam unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), Netanyahu me-retweet pernyataan Trump dengan menambahkan: “Terima kasih lagi, @realDonaldTrump. Bersama-sama, kita akan Membuat Timur Tengah Hebat Kembali!”
Bantuan AS Dijadikan Alat Tekanan
Dalam pernyataan lanjutannya, Trump secara gamblang mengaitkan bantuan militer dan keuangan Amerika ke Israel dengan proses hukum terhadap Netanyahu.
“Amerika Serikat menghabiskan miliaran dolar setiap tahun, jauh lebih besar dari negara mana pun, untuk melindungi dan mendukung Israel. Kami tidak akan membiarkan ini terjadi,” tulis Trump.
Langkah ini memperlihatkan bagaimana Trump memanfaatkan posisi Amerika sebagai penyokong utama Israel untuk menekan institusi hukum di negara sekutu tersebut. Beberapa pengamat menilai hal ini sebagai bentuk intervensi politik yang kontroversial terhadap kedaulatan hukum Israel.
Baca Juga: Curhat Trump: Jabatan Presiden Merupakan Profesi yang Sangat Berbahaya
Di Tengah Upaya Gencatan Senjata dengan Hamas
Trump juga menyebut bahwa Netanyahu “saat ini” sedang dalam proses negosiasi dengan Hamas, walau tidak memberikan rincian lebih lanjut. Sebelumnya pada Jumat, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia percaya sebuah kesepakatan gencatan senjata “sudah dekat”.
Hamas, dalam pernyataannya, mengisyaratkan kesediaan membebaskan sisa sandera yang masih ditahan di Gaza jika perang dihentikan. Namun, pemerintah Israel tetap pada pendiriannya bahwa perang baru akan dihentikan apabila Hamas dilucuti dan dibubarkan — tuntutan yang sejauh ini ditolak mentah-mentah oleh kelompok militan tersebut.
Ketegangan di kawasan terus meningkat pascaserangan udara gabungan AS-Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, yang menambah urgensi akan solusi diplomatik di Gaza dan kawasan Timur Tengah secara lebih luas.