kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.704   22,00   0,13%
  • IDX 8.686   36,81   0,43%
  • KOMPAS100 1.194   2,51   0,21%
  • LQ45 854   1,47   0,17%
  • ISSI 310   2,31   0,75%
  • IDX30 438   -2,03   -0,46%
  • IDXHIDIV20 505   -3,69   -0,72%
  • IDX80 134   0,58   0,44%
  • IDXV30 139   0,23   0,16%
  • IDXQ30 139   -0,99   -0,71%

Kerugian Bencana Alam Capai US$ 107 Miliar, Fokus pada AS


Selasa, 16 Desember 2025 / 16:34 WIB
Kerugian Bencana Alam Capai US$ 107 Miliar, Fokus pada AS
ILUSTRASI. Kebakaran Apartemen Wang Fuk Court Hong Kong (REUTERS/Tyrone Siu)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - ZURICH. Kerugian asuransi global akibat bencana alam diperkirakan mencapai US$ 107 miliar pada 2025. Angka ini terutama didorong kebakaran hutan besar di Los Angeles serta badai konvektif parah di sejumlah wilayah Amerika Serikat, menurut studi terbaru Swiss Re Institute yang dirilis pada Selasa.

Amerika Serikat menjadi negara yang paling terdampak pada 2025, dengan menyumbang sekitar 83% dari total kerugian asuransi global akibat bencana alam.

Laporan tersebut mencatat, kerugian asuransi dari bencana alam telah melampaui US$ 100 miliar selama enam tahun berturut-turut hingga 2025. Kondisi ini mendorong industri asuransi dan reasuransi kembali memusatkan perhatian pada pengetatan penjaminan (underwriting), kenaikan premi, serta peninjauan ulang model risiko.

Baca Juga: Filipina Kecam Aksi China di Laut China Selatan, Nelayan Terluka akibat Meriam Air

“Reasuransi dan sektor asuransi secara luas memiliki peran ganda, yakni sebagai peredam guncangan keuangan sekaligus mendukung pengembangan kebijakan publik dan investasi swasta yang tangguh serta berbasis risiko untuk mengurangi kerugian di masa depan,” ujar Jerome Jean Haegeli, Kepala Ekonom Grup Swiss Re.

Meski demikian, total kerugian tersebut masih berada di bawah proyeksi awal Swiss Re yang memperkirakan kerugian asuransi mencapai US$ 150 miliar. Dalam laporan pendahuluan sebelumnya, Swiss Re menyebutkan kerugian asuransi global akibat bencana alam telah mencapai US$ 80 miliar pada paruh pertama 2025. 

Kebakaran Palisades yang melanda California Selatan pada awal 2025 menjadi peristiwa kebakaran hutan termahal dalam sejarah secara global. Kebakaran ini menghanguskan lebih dari 23.000 hektare lahan, menghancurkan rumah dan tempat usaha, serta memaksa ribuan warga mengungsi. Swiss Re mencatat kerugian asuransi akibat peristiwa ini mencapai US$ 40 miliar.

Meningkatnya risiko iklim juga mendorong perusahaan asuransi mengurangi eksposur di wilayah berisiko tinggi di Amerika Serikat. Langkah ini memperlebar kesenjangan perlindungan asuransi dan meningkatkan tekanan finansial terhadap komunitas rentan.

“Tahun 2025 kembali mengingatkan kita bahwa kerugian besar akibat bencana alam bukan lagi pengecualian, melainkan standar baru. Sangat penting untuk meningkatkan investasi pada ketahanan dan adaptasi agar masyarakat lebih siap menghadapi masa depan,” kata Monica Ningen, CEO U.S. Property and Casualty Swiss Re.

Secara global, kerugian asuransi akibat badai konvektif parah mencapai US$ 50 miliar pada 2025. Angka ini menjadikan 2025 sebagai tahun dengan kerugian terbesar ketiga setelah 2023 dan 2024, sekaligus melanjutkan tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, kerugian akibat badai topan relatif rendah. Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun, tidak ada badai yang mendarat di pesisir Amerika Serikat, meskipun musim badai tergolong aktif. Kondisi ini membantu menahan total kerugian asuransi agar tetap berada di bawah perkiraan awal Swiss Re. 

Selanjutnya: Saham Big Banks Melemah pada Penutupan Bursa Selasa (16/12), Kecuali BMRI

Menarik Dibaca: Harga Emas Tergelincir Setelah Reli Lima Hari karena Profit Taking




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×