kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.307   9,00   0,06%
  • IDX 7.150   32,22   0,45%
  • KOMPAS100 1.042   7,60   0,73%
  • LQ45 800   4,53   0,57%
  • ISSI 232   2,01   0,87%
  • IDX30 414   0,27   0,07%
  • IDXHIDIV20 486   0,63   0,13%
  • IDX80 117   0,69   0,59%
  • IDXV30 120   0,23   0,19%
  • IDXQ30 133   0,06   0,05%

Kesepakatan Dagang AS-Inggris Tercapai, Tapi Impor Baja Masih Jadi Batu Sandungan!


Selasa, 17 Juni 2025 / 10:29 WIB
Kesepakatan Dagang AS-Inggris Tercapai, Tapi Impor Baja Masih Jadi Batu Sandungan!
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer secara resmi menandatangani kesepakatan pengurangan tarif . REUTERS/Ken Cedeno


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - KANANASKIS. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer secara resmi menandatangani kesepakatan pengurangan tarif pada hari Senin (16 Juni 2025), di sela-sela pertemuan G7 di Kanada.

Kesepakatan ini mencakup penurunan tarif pada sektor otomotif dan dirgantara Inggris, serta penguatan kerja sama dagang antara kedua negara, meskipun sejumlah isu utama seperti baja dan aluminium belum terselesaikan sepenuhnya.

Inggris Dapat Konsesi Eksklusif: Tarif Rendah dan Kuota Mobil

Dalam kesepakatan yang diumumkan secara langsung oleh kedua pemimpin, Amerika Serikat menyetujui kuota tahunan untuk 100.000 unit mobil Inggris dengan tarif impor hanya 10%, lebih rendah dibandingkan tarif 25% yang dikenakan pada negara lain.

“Kesepakatan ini merupakan hari yang sangat baik bagi kedua negara, bukti kekuatan hubungan trans-Atlantik kita,” ujar Perdana Menteri Starmer dalam pernyataan resminya.

Baca Juga: Trump Rilis Operator Seluler Sendiri, Tawarkan Ponsel Emas dan Fitur Gila-Gilaan!

Tarif Sektor Dirgantara Dihapus, Baja dan Aluminium Masih dalam Pembahasan

Selain sektor otomotif, kesepakatan juga menghapus tarif terhadap industri dirgantara Inggris, termasuk suku cadang dan pesawat terbang. Ini menjadi angin segar bagi sektor strategis Inggris yang selama ini menanggung beban tarif ekspor ke AS.

Namun, persoalan baja dan aluminium masih belum mencapai titik temu. Menurut perintah eksekutif yang dirilis Gedung Putih, AS berencana menerapkan sistem kuota untuk impor baja dan aluminium dari Inggris yang bebas dari tarif 25%.

Namun, keringanan ini bersyarat pada komitmen Inggris dalam menjamin keamanan rantai pasok dan fasilitas produksinya. Penetapan kuota akan ditentukan oleh Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick.

Inggris Hindari Ancaman Tarif 50% untuk Baja

Inggris sebelumnya berhasil menghindari pengenaan tarif hingga 50% atas baja dan aluminium yang telah dikenakan AS terhadap negara lain awal bulan ini. Tanpa kesepakatan, Inggris berpotensi menghadapi tarif tinggi mulai 9 Juli mendatang.

Trump sempat mencampuradukkan isi kesepakatan dengan perjanjian Uni Eropa sebelum mengoreksi bahwa kesepakatan tersebut khusus dilakukan dengan Inggris.

Ia menyebut hubungan dengan Inggris sebagai “fantastis” dan menyatakan bahwa Inggris “sangat terlindungi” dari ancaman tarif lanjutan karena, menurutnya, “Saya menyukai mereka. Itu perlindungan terbaik mereka.”

Baca Juga: Konflik Iran-Israel Masuki Hari Kelima, Trump Desak Warga Iran Keluar dari Tehran

Kesepakatan Dagang Pertama Era Trump dengan Negara Mitra

Inggris menjadi negara pertama yang secara resmi mencapai kesepakatan dagang dengan Trump di periode keduanya menjabat. Dalam kesepakatan tersebut, AS menurunkan tarif atas mobil, baja, dan aluminium dari Inggris, sementara Inggris sepakat menurunkan tarif atas impor daging sapi dan etanol dari Amerika Serikat.

Menteri Perdagangan Inggris, Jonathan Reynolds, menyambut baik kesepakatan ini dan menyebutnya sebagai “kemenangan besar” untuk sektor otomotif dan dirgantara Inggris.

Akses Timbal Balik untuk Daging Sapi dan Harapan untuk Sektor Farmasi

Reynolds menambahkan bahwa kedua negara telah menyepakati akses timbal balik untuk 13.000 metrik ton daging sapi, namun menegaskan bahwa seluruh impor dari AS tetap harus mematuhi standar keamanan pangan Inggris yang ketat.

Selain itu, Inggris dan AS sepakat untuk terus mendorong hasil negosiasi yang menguntungkan sektor farmasi Inggris. Kedua belah pihak juga akan bekerja sama untuk melindungi industri dari potensi tarif tambahan yang mungkin timbul akibat investigasi Section 232 oleh Departemen Perdagangan AS.

Selanjutnya: Pasar Asuransi Syariah Bergairah, Kontribusi Capai Rp 9,84 Triliun di Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Promo JCO The Breeze BSD City 16-20 Juni, 2 Minuman + 1 Box Jpops Cuma Rp 120.000




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×