Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - METRO Bank Inggris tengah menghadapi kesulitan likuiditas dan permodalan. Tercatat, sejak Januari 2019 saham Metro Bank anjlok sekitar 75% karena ada kesalahan akuntansi sehingga menyulitkan perbankan untuk ekspansi bisnis.
Dilansir dari BBC, Senin (12/5), bank tengah berjuang untuk mendapatkan modal tambahan sebesar £ 350 juta. Untuk saat ini rencana tersebut masih dibicarakan dengan pemegang saham dan investor baru.
Adapun rencana penambahan modal itu diharapkan bisa terealisasi akhir Juni 2019 berupa penempatan saham yang ditawarkan kepada investor baru. Penghimpunan dana melalui penempatan saham baru itu ditunjukkan untuk memperbaiki tingkat likuiditas. Nantinya penjualan saham akan ditanggung oleh perbankan.
Pada Januari 2019, saham Metro Bank rontok karena perusahaan tidak mengelola aspek risiko secara matang dari beberapa pinjaman komersial.
Di samping kekhawatiran atas pengumuman dan kemampuan bank untuk meningkatkan modal mengakibatkan harga saham bank turun dalam waktu kurang dari empat bulan.
Maka itu Metro Bank juga berencana menjual kredit masalah yang disebabkan kesalahan akutansi. Direktur eksekutif Metro Bank Craig Donaldson menyatakan bahwa langkah itu merupakan beberapa pilihan, tapi belum termasuk keputusan akhir.
Perusahaan tengah berada di bawah pengawasan ketat Otoritas Jasa Keuangan setelah kesalahan memperhitungkan jumlah modal. Masalah ini sangat membebani kinerjanya, karena laporan keuangan tiga bulan pertama tahun ini menunjukkan penurunan laba sebelum pajak menjadi £ 6,9 juta dari £ 10 juta untuk periode yang sama tahun lalu.
Craig Donaldson menjelaskan penurunan laba tersebut karena deposan menarik uang tunai secara besar-besaran setelah adanya sentimen negatif. Meski demikian, tahun ini diperkirakan akan menjadi masa transisi perbaikan kinerja bank.
Asal tahu saja, Metro Bank adalah bank ritel yang beroperasi di Inggris pada tahun 2010. Bank ini didirikan oleh Anthony Thomson dan Vernon Hill.
