kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketegangan di Laut China Selatan meningkat, Australia borong rudal jarak jauh


Rabu, 01 Juli 2020 / 23:55 WIB
Ketegangan di Laut China Selatan meningkat, Australia borong rudal jarak jauh


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Di tengah ketegangan yang meningkat dengan China, Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan peningkatan anggaran pertahanan Australia sebesar 40% selama 10 tahun ke depan, yang berfokus pada kawasan Indo-Pasifik.

Dalam pidatonya, Rabu (1/7), Morrison mengatakan, Australia akan membelanjakan A$ 270 miliar atau US$ 186,5 miliar selama 10 tahun ke depan untuk mendapatkan kemampuan serangan jarak jauh di udara, laut, dan darat.

Melansir Reuters, Morrison menyebutkan, Australia juga akan mengalihkan fokus militernya ke kawasan Indo-Pasifik.

Baca Juga: China gelar latihan militer di Laut China Selatan mulai Rabu ini hingga Minggu

“Kami ingin Indo-Pasifik bebas dari paksaan dan hegemoni. Kami menginginkan sebuah wilayah di mana semua negara, besar dan kecil, bisa terlibat secara bebas satu sama lain dan dipandu oleh aturan dan norma internasional,” kata Morrison.

Menurut Morrison, Australia pertama-tama akan membeli 200 rudal anti-kapal jarak jauh AGM-158C dari Amerika Serikat (AS) dengan nilai A$ 800 juta. 

Kabarnya, rudal tersebut untuk melengkapi persenjataan pesawat tempur 24 F/A-18F Super Hornet milik Angkatan Udara Australia.

Negeri kanguru juga akan mengembangkan rudal hipersonik yang bisa terbang setidaknya lima kali kecepatan suara.

Baca Juga: Natuna jadi garis terdepan sengketa wilayah RI vs Tiongkok di Laut China Selatan

Ketegangan atas klaim teritorial meningkat di seluruh wilayah Indo-Pasifik




TERBARU

[X]
×