Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Keuntungan industri China mencatat penurunan yang lebih kecil pada November, menurut data resmi yang dirilis pada Jumat (27/12).
Hal ini memberikan sedikit harapan bagi sektor yang tengah tertekan, meskipun permintaan domestik yang terus lesu menghambat pemulihan ekonomi.
Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, China menghadapi kesulitan untuk membangun pemulihan kuat pasca-pandemi.
Permintaan dari bisnis dan rumah tangga tetap lemah akibat penurunan sektor perumahan yang berkepanjangan dan risiko perdagangan baru dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Siap Catat Kenaikan Mingguan Jumat (27/12), Berkat Stimulus China
Data Keuntungan Industri
Keuntungan industri turun 7,3% pada November dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (YoY), lebih baik dibandingkan penurunan 10% yang tercatat pada Oktober, menurut data dari Biro Statistik Nasional (NBS).
Zhou Maohua, peneliti makroekonomi di China Everbright Bank menjelaskan, penurunan yang lebih kecil pada November mencerminkan adanya perbaikan keuntungan seiring dengan mulai berdampaknya langkah-langkah stimulus ekonomi terbaru.
Data keuntungan tersebut sejalan dengan perlambatan penurunan harga produsen.
Baca Juga: Pembalasan Berlanjut, Tiongkok Perpanjang Investigasi Antidumping Brendi Eropa
Indeks harga produsen (PPI) turun 2,5% secara tahunan pada November, lebih baik dibandingkan penurunan 2,9% pada Oktober.
Sementara itu, keuntungan perusahaan milik negara turun 8,4% dalam 11 bulan pertama tahun ini. Perusahaan asing mencatat penurunan 0,8%, sementara perusahaan sektor swasta mengalami penurunan 1%, menurut rincian data NBS.
Angka keuntungan industri mencakup perusahaan dengan pendapatan tahunan minimal 20 juta yuan (US$2,7 juta) dari operasi utama mereka.
Pertumbuhan Ekonomi dan Permintaan yang Lesu
Bank Dunia pada Kamis (26/12) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2024 menjadi 4,9% dari prediksi sebelumnya sebesar 4,8% pada Juni.
Namun, dalam 11 bulan pertama tahun 2024, keuntungan industri mencatat penurunan sebesar 4,7%, lebih dalam dibandingkan penurunan 4,3% pada periode Januari-Oktober.
Baca Juga: Bank Dunia Kerek Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China untuk Tahun 2024-2025
Hal ini mencerminkan permintaan swasta yang masih lesu di perekonomian China.
Berbagai indikator ekonomi yang dirilis bulan ini menunjukkan hasil yang beragam, dengan output industri meningkat pada November, tetapi harga rumah baru turun dengan laju paling lambat dalam 17 bulan terakhir.
Sektor industri menghadapi pemulihan yang tidak merata di tengah permintaan yang kurang, kata Zhou, mengacu pada kesulitan yang dihadapi sektor real estat dan industri terkait lainnya sebagai bukti kelemahan tersebut.
Langkah Beijing
Para pemimpin China, dalam pertemuan kebijakan utama bulan ini, berjanji untuk meningkatkan defisit, menerbitkan lebih banyak utang, dan melonggarkan kebijakan moneter guna menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Tiongkok Bakal Bangun Bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia
Pemerintah juga baru-baru ini berkomitmen untuk meningkatkan dukungan fiskal langsung kepada konsumen dan memperkuat jaminan sosial.
Beijing telah menyetujui penerbitan obligasi khusus senilai US$411 miliar untuk tahun depan, menurut laporan Reuters.