Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan pada hari Rabu (26/12/2024) bahwa mereka akan memperpanjang investigasi antidumping terhadap brendi yang berasal dari Uni Eropa selama tiga bulan. Masa waktu tersebut kurang dari perpanjangan penuh yang diizinkan berdasarkan panduan sebelumnya.
Penyelidikan, yang diluncurkan pada 5 Januari dan akan selesai dalam setahun, akan diperpanjang hingga 5 April karena "kompleksitas" investigasi.
Demikian menurut Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan singkat, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Melansir Reuters, kementerian sebelumnya mengatakan bahwa penyelidikan dapat diperpanjang enam bulan dalam kondisi khusus.
Menurut kementerian tersebut pada bulan Oktober saat memberlakukan tindakan sementara pada impor brendi UE, temuan awal dari penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa dumping brendi UE mengancam akan merusak sektor Tiongkok. Kebijakan ini akan berdampak pada merek Prancis termasuk Hennessy dan Remy Martin.
Baca Juga: Pembahasan Soal Tarif Kendaraan Listrik antara Uni Eropa vs China Masih Buntu
Penyelidikan tersebut secara luas dipandang sebagai hasil dari dukungan Prancis terhadap tarif UE pada kendaraan listrik buatan Tiongkok. Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya menyebut penyelidikan tersebut sebagai "balasan murni".
Tindakan Tiongkok mengharuskan importir Tiongkok membayar uang jaminan hampir 40% jika mereka ingin mengimpor brendi dari blok tersebut, sehingga biaya pengiriman brendi dari UE menjadi lebih mahal di awal.
Kementerian perdagangan Prancis sebelumnya menyebut tindakan Tiongkok tersebut "tidak dapat dipahami", dan bahwa tindakan tersebut telah melanggar perdagangan bebas.
Bulan lalu, Komisi UE mengatakan telah secara resmi mengajukan tindakan antidumping sementara Tiongkok ke Organisasi Perdagangan Dunia.
Tonton: Kini, Warga AS Bisa Menikmati Perjalanan Bebas Visa ke China Selama 10 Hari
Pengiriman brendi Prancis ke Tiongkok mencapai US$ 1,7 miliar tahun lalu dan mencakup 99% dari impor minuman keras negara tersebut.