Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SEATTLE. Harga emas kian kinclong saja. Kemarin malam waktu Seattle, harga emas ditutup dengan kenaikan tertinggi dalam lima bulan terakhir di New York. Adanya spekulasi bahwa anggaran yang akan digelontorkan Pemerintah Amrik akan memicu terjadinya inflasi membuat permintaan akan logam berharga tersebut semakin tinggi. Sebab, banyak investor yang akhirnya berbalik memburu emas sebagai lindung nilai inflasi.
Sebagai salah satu bukti, investasi di SPDR Gold Trust mengalami kenaikan sebesar 4,7% pada minggu lalu. Jumlahnya mencapai rekor tertinggi sebanyak 832,6 ton. Pada 2008, harga logam memang sudah delapan tahun berturut-turut terus mengalami kenaikan seiring anjloknya harga saham dan indeks komoditas sebesar 30%.
“Adanya penggelontoran dana secara besar-besaran ke dalam sistem perbankan global akan terus mendorong kenaikan harga emas,” ungkap Dennis Gartman, ekonom dan editor Gartman Letter di Suffolk, Virginia.
Catatan saja, kontrak harga emas untuk pengantaran bulan April mengalami kenaikan US$ 13 atau 1,4% sehingga ditutup pada posisi US$ 910,70 per troy ounce di divisi Comex Nymex. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 1 Agustus 2008 lalu. Bahkan, harga emas sempat menyentuh level US$ 918,20, yang merupakan level harian tertinggi sejak 10 Oktober.
Deutsche Bank AG dalam laporannya pada 23 Januari memang sudah memprediksi, kemungkinan harga emas untuk bertengger pada kisaran US$ 975 per troy ounce pada kuartal dua 2009 ini. Bahkan besar kemungkinan untuk menyentuh level tertinggi di posisi US$ 1.000 akibat tingginya permintaan.
“Adanya rencana stimulus semakin melemahkan posisi dolar dan mendongkrak harga emas,” kata Deutsche Bank. Asal tahu saja, saat ini dolar memang kian melemah sebesar 1,4% dibanding enam mata uang utama dunia.