Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyampaikan belasungkawa atas kematian seorang pegawai negeri Korea Selatan dalam penembakan oleh pasukan Korea Utara. Ia menyebutnya sebagai insiden yang disesalkan dan disayangkan.
Namun, seperti dikutip Yonhap, Senin (28/9), Moon mencatat permintaan maaf pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang sangat tidak biasa atas insiden tersebut. Moon mengatakan, permintaan maaf itu mencerminkan niat Kim Jong-un untuk menghindari kerusakan dalam hubungan antar-Korea.
Dia menyuarakan harapan bahwa insiden tragis tersebut pada akhirnya akan menjadi kesempatan bagi kedua Korea untuk melanjutkan dialog dan kerja sama.
Moon menekankan perlunya menemukan kebenaran di balik insiden itu dan mencari cara-cara "substantif" untuk mencegah terulangnya kasus semacam itu.
Baca Juga: Lewat surat, Kim Jong Un menyesali insiden tentaranya tembak mati warga Korea Selatan
Sebelumnya, Korea Utara menembak mati dan kemudian membakar tubuh seorang pejabat Korea Selatan yang hilang. Militer Korea Selatan, Kamis (24/9), mengutuk pembunuhan tersebut dan menuntut hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab.
Al Jazeera melaporkan, militer Korea Selatan mengonfirmasi laporan berita sebelumnya bahwa seorang pejabat perikanan Korea Selatan telah ditembak mati oleh pasukan Korea Utara setelah berusaha untuk membelot melintasi perbatasan laut kedua negara.
"Korea Utara menemukan pria itu di perairannya dan melakukan tindakan brutal dengan menembaknya dan membakar tubuhnya, menurut analisis menyeluruh militer kami terhadap berbagai intelijen," sebut Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan kantor berita Yonhap.
"Militer kami mengutuk keras tindakan brutal tersebut dan mendesak Korea Utara untuk memberikan penjelasan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab," tambah pernyataan itu.
Pejabat Korea Selatan itu dilaporkan hilang pada Senin pekan ini dari kapal patroli perikanan Korea Selatan ketika berada sekitar 10 km (6 mil) selatan dari Garis Batas Utara (NLL), garis kontrol militer yang disengketakan yang menjadi batas maritim de facto antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Tidak jelas bagaimana pria 47 tahun itu bisa sampai ke perairan Korea Utara. Laporan sebelumnya menyebutkan, sepatunya ditemukan di kapal patroli sehingga memicu spekulasi bahwa dia telah memutuskan untuk membelot.
Alasan pasti mengapa pasukan Korea Utara menembaknya masih belum jelas, tetapi Kantor Berita Yonhap melaporkan mereka mungkin bertindak di bawah perintah anti-virus Corona.