Reporter: Dyah Megasari, Reuters |
TOKYO. Standard and Poor Ratings (S&P) menggunting peringkat utang jangka panjang Sony Corporation ke BBB+. S&P juga mengancam kembali menurunkan berapa takik lagi peringkat Sony jika manajemen gagal memperbaiki tingkat profitabilitas perusahaan.
Keputusan S&P ini menambah tekanan CEO Sony yaitu Kazuo Hirai agar mempercepat pembendungan potensi kerugian yang lebih besar. Salah satu divisi yang menjadi sorotan utama adalah pos televisi. Sebab, permintaan produk televisi Sony terus berkurang. Perusahaan yang didirikan 7 Mei 1946 oleh Masaru Ibuka dan Akio Morita itu dianggap kalah dengan pesaingnya yaitu Samsung Electronics.
Penurunan peringkat tersebut juga membuat perusahaan akan membayar mahal para investor yang menggenggam obligasi perusahaan. "Kami bisa menurunkan peringkat lagi jika Sony gagal memperbaiki kinerja antara 6 bulan hingga 12 bulan mendatang," demikian pernyataan S&P.
2 Februari lalu, perusahaan elektronik yang berbasis di Minato, Tokyo tersebut memperkirakan kerugian lebih besar di tahun fiskal yang berakhir Maret yaitu US$ 2,9 miliar. S&P memperkirakan rasio total utang Sony terhadap modal akan mencapai 40% pada akhir Maret lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yaitu 35%.
Moody's Investor Services juga memotong peringkat Sony jadi Baa1 dari A3.