Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
SEOUL. Harga saham Samsung Electronics Co merosot 3% di Bursa Korea Selatan, Jumat (5/7). Para investor bereaksi negatif, setelah produsen ponsel pintar terbesar di dunia itu mencatatkan laba di bawah konsensus analis.
Selama kuartal II 2013, Samsung mencetak laba usaha senilai KRW 9,5 triliun yang setara US$ 8,3 miliar, berdasarkan data awal kinerja keuangan yang dirilis kemarin. Jumlah ini menanjak 46% dibanding laba usaha kuartal II 2012. Namun, pencapaian di kuartal kedua tahun ini masih di bawah rata-rata estimasi 34 analis yang disurvei Bloomberg, yakni KRW 10 triliun. Ini menunjukkan penjualan handset Galaxy S4 juga di bawah ekspektasi para analis.
Pada April lalu, Samsung merilis S4 dan mengharapkan produk unggulan itu mampu merebut posisi teratas dari genggaman iPhone di pasar Amerika Serikat. Samsung juga ingin Galaxy S4 menjadi penyumbang utama pendapatannya.
Tapi fakta bicara lain. Harga saham Samsung pada bulan lalu menyusut 13%, setelah 15 analis memangkas estimasi laba perusahaan itu. Ada kecemasan, pasar ponsel pintar kelas atas (high-end) mendekati kejenuhan. "Awalnya pasar mencemaskan kinerja Samsung di kuartal ketiga dan keempat. Tapi berita hari ini menimbulkan pertanyaan, kinerja Samsung sudah dalam kondisi buruk," kata Byun Han Joon, analis KB Investment & Securities Co, dikutip Bloomberg, kemarin.
Samsung melaporkan pendapatan pada kuartal II 2013 mencapai KRW 57 triliun, tumbuh tipis 20% dibanding kuartal II 2012. Adapun konsensus 38 analis memperlihatkan pendapatan Samsung senilai KRW 58,6 triliun.
Harga saham Samsung, yang memiliki bobot 19% terhadap indeks acuan Kospi, menyusut 3% pada transaksi kemarin. Sejak awal tahun ini, harga saham tersebut sudah merosot 16%, lebih tajam daripada penurunan indeks Kospi sebesar 7,8%. Bulan lalu, Samsung kehilangan kapitalisasi pasar US$ 25,3 miliar setelah analis menurunkan ekspektasi penjualan S4 dan laba perusahaan.
JPMorgan Chase & Co memangkas estimasi penjualan Samsung menjadi 60 juta unit di tahun ini dari sebelumnya 80 juta unit. Sedangkan Morgan Stanley menurunkan perkiraan penjualan menjadi 61 juta unit dari estimasi awal 71 juta unit. Sebagai gambaran, Samsung mengirim satu unit dari empat unit ponsel di pasar dunia.
Dengan absennya handset baru dari Apple sepanjang tahun ini, Samsung mengandalkan S4 untuk menarik pembeli kelas high-end. Samsung, yang meluncurkan S4 di Radio City Music Hall, New York, pada 23 Mei lalu mengatakan, telah menjual sebanyak 10 juta unit di bulan pertama. "Saya berharap Samsung dapat mempertahankan laba. Apalagi, produk ini cukup komplit karena ada di beberapa level harga," kata Lee Seung Woo, analis IBK Securities Co.
Samsung juga merilis Galaxy skala bawah dan model lain. Langkah ini untuk melindungi pangsa pasar mereka dari serangan produk asal China dengan harga jual US$ 100 per unit.