kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.174.000   10.000   0,46%
  • USD/IDR 16.697   11,00   0,07%
  • IDX 8.142   16,55   0,20%
  • KOMPAS100 1.132   1,66   0,15%
  • LQ45 810   -0,29   -0,04%
  • ISSI 284   1,56   0,55%
  • IDX30 425   0,66   0,16%
  • IDXHIDIV20 487   -2,65   -0,54%
  • IDX80 124   0,22   0,18%
  • IDXV30 134   0,31   0,24%
  • IDXQ30 134   -0,92   -0,68%

Kisah Michael Bloomberg, Dipecat dari Pekerjaan, Dirikan Perusahaan Sehari Kemudian


Rabu, 24 September 2025 / 09:42 WIB
Kisah Michael Bloomberg, Dipecat dari Pekerjaan, Dirikan Perusahaan Sehari Kemudian
ILUSTRASI. Mantan Wali Kota New York dan calon presiden Demokrat 2020 yang mungkin, Michael Bloomberg.


Sumber: Fortune,Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebelum menjadi miliarder, politisi, dan filantropis terkenal, Michael Bloomberg pernah mengalami pengalaman pahit: dipecat dari perusahaan yang ia harap menjadi tempatnya berkarier seumur hidup. 

Setelah 15 tahun bekerja di Salomon Brothers, ia diberhentikan dari posisi partner pada 1981. 

Alih-alih larut dalam kekecewaan, Bloomberg justru memulai langkah besar berikutnya: mendirikan perusahaan media dan perangkat lunak yang legendaris, Bloomberg LLC, keesokan paginya.

Baca Juga: Profil Michael Bloomberg, Miliarder Asal Amerika Serikat yang Dermawan

Bloomberg mengenang pengalaman tersebut sebagai pelajaran penting dalam kepemimpinan dan bisnis. 

“Dipecat dari Salomon Brothers mengajarkan saya bahwa setiap kemunduran adalah sebuah kesempatan,” ujarnya kepada Fortune. 

“Jika saya tidak dipecat, mungkin saya tidak akan memulai Bloomberg, tidak akan mencalonkan diri sebagai walikota, dan tidak akan bisa berkontribusi melalui Bloomberg Philanthropies untuk menghadapi tantangan besar di dunia.”

Pada saat itu, Bloomberg telah meniti karier dari posisi staf entry-level dengan gaji tahunan US$ 9.000 hingga menjadi partner. Setelah Salomon Brothers diakuisisi Phibro Corporation, pemecatan tersebut menjadi pengalaman terakhirnya bekerja di perusahaan konvensional. 

Namun, ia segera bangkit. Keesokan harinya, ia mendirikan Innovative Market Solutions, yang kemudian dikenal sebagai Bloomberg LLC. 

Baca Juga: Profil Michael Bloomberg, Miliarder Asal Amerika Serikat yang Dermawan

Ia menggaet Thomas Secunda, Duncan MacMillan, dan Charles Zegar sebagai rekan pendiri, dengan modal awal US$ 10 juta dari pesangon Salomon Brothers. 

Saat ini, Bloomberg memiliki 88% saham perusahaannya, yang diperkirakan menghasilkan pendapatan tahunan hampir US$ 15 miliar, sementara kekayaannya mencapai sekitar US$ 109 miliar.

Bloomberg mengaku pemecatan itu menyakitkan, namun tidak membiarkan pengalaman itu menghancurkan kariernya. 

Ia menekankan pentingnya bangkit dari kegagalan. “Ketika jatuh, Anda harus bangkit, membersihkan diri, dan melanjutkan hidup. Saya tidak pernah suka melihat ke belakang. Masa lalu tidak bisa diubah, jadi untuk apa diratapi?” katanya.

Selain itu, pengalaman tersebut membentuk filosofi Bloomberg dalam menjalankan bisnis dan filantropi. Ia belajar bahwa kesuksesan tidak selalu bisa direncanakan secara sempurna dan fleksibilitas sangat diperlukan. 

Baca Juga: Prabowo Temui Bos Bloomberg, Bahas Investasi Energi Bersih

“Saya sangat mencintai pekerjaan di Salomon dan mungkin bisa menghabiskan seluruh karier saya di sana. Tidak apa-apa membuat rencana, tapi jangan sampai rencana menghalangi tindakan,” ujarnya.

Bloomberg juga menekankan pentingnya loyalitas dan penghargaan terhadap pekerja. Di perusahaannya, ia memberi penghargaan berupa patung kecil bagi karyawan yang mencapai masa kerja tertentu. 

Dengan lebih dari 26.000 karyawan yang rata-rata bertahan 7,8 tahun, Bloomberg berhasil menciptakan budaya kerja yang kolaboratif dan menghargai setiap individu, dari yang baru hingga pimpinan senior.

“Pengalaman itu membuat saya menghargai loyalitas dan kerja keras. Budaya ini yang membuat karyawan bertahan lama karena kami terus berinvestasi pada mereka dan memberikan peluang berkembang,” ujarnya.

Baca Juga: PM Jepang Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri Setelah Kalah Telak Dalam Pemilu

Dengan pengalaman pahit yang berujung pada kesuksesan besar, kisah Bloomberg menjadi inspirasi bagi banyak profesional: kegagalan bukanlah akhir, melainkan awal dari peluang baru.

Selanjutnya: Prudential Indonesia Beberkan Tantangan Genjot Pertumbuhan Aset, Simak Strateginya

Menarik Dibaca: Ballon d’Or 2025 Jadi Sorotan, Ayah Lamine Yamal Klaim Ada Ketidakadilan


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×