Sumber: Live Science,Live Science | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat langit Bumi tengah dihiasi oleh kemunculan Komet Lemmon yang dapat terlihat dengan mata telanjang, perhatian dunia astronomi justru tertuju pada objek lain yang kini tersembunyi di balik Matahari: komet antarbintang 3I/ATLAS.
Objek langit ini diyakini oleh para astronom sebagai komet yang berasal dari sistem bintang lain, jauh di luar tata surya kita. 3I/ATLAS merupakan objek antarbintang ketiga yang pernah terdeteksi memasuki wilayah tata surya, sekaligus yang terbesar, tercepat, dan kemungkinan tertua yang pernah diamati manusia.
Komet dari Bintang yang Tak Dikenal
Komet 3I/ATLAS baru dikonfirmasi keberadaannya oleh NASA pada awal Juli 2025, namun kini sudah mendekati titik tengah perjalanannya melintasi tata surya.
Pada Rabu (29 Oktober), komet ini akan mencapai titik perihelion, yakni jarak terdekatnya dari Matahari, sebelum memulai fase keluar dari lingkungan kosmik kita.
Baca Juga: Komet 3I/ATLAS: Tamu Purba, Lebih Tua dari Tata Surya Kita
Meski perjalanannya singkat, 3I/ATLAS meninggalkan kesan mendalam. Foto terbaiknya sejauh ini diambil pada 27 Agustus 2025 menggunakan teleskop Gemini South yang dioperasikan oleh National Science Foundation (NSF) di Chili.
Dalam gambar tersebut, terlihat bagaimana radiasi Matahari memanaskan es pada inti komet, memicu semburan gas dan debu yang membentuk plume bercahaya (coma) di sekelilingnya.
Tekanan dari angin Matahari kemudian mendorong material ini menjauh, membentuk ekor panjang yang mengarah ke sisi berlawanan dari Matahari.
Momen Terdekat dengan Matahari
Menurut data NASA, saat mencapai perihelion, 3I/ATLAS akan berada pada jarak sekitar 1,4 satuan astronomi (setara 210 juta kilometer) dari Matahari.
Pada titik ini, komet diperkirakan akan melepaskan gas dan debu dalam intensitas tinggi, menghasilkan penampakan yang lebih cerah dan besar ketika kembali terlihat oleh teleskop pada awal November.
Baca Juga: Pemerintah AS Instruksikan NASA untuk Mengembangkan Sistem Zona Waktu di Bulan
Berbagai instrumen pengamatan di Bumi, di orbit, hingga wahana yang sedang menuju Jupiter dijadwalkan akan memantau fenomena langka ini. Dengan begitu, 3I/ATLAS diprediksi akan menjadi “selebriti ruang angkasa” berikutnya sebelum akhirnya meninggalkan tata surya untuk selamanya.
Petunjuk dari Luar Galaksi
Mengamati komet antarbintang seperti 3I/ATLAS memberi peluang langka bagi ilmuwan untuk mempelajari materi dan proses pembentukan sistem bintang di luar galaksi kita.
Kandungan kimiawi dan perilaku gasnya dapat menjadi “jejak DNA kosmik”, memberikan petunjuk tentang asal-usul dan evolusi materi antarbintang di alam semesta.
Untuk saat ini, umat manusia hanya bisa menunggu dan menyaksikan dari kejauhan — merasakan hangatnya cahaya Matahari, sembari menyadari bahwa sebuah pesan purba dari galaksi jauh tengah melintas, tersembunyi di sisi lain bintang kita.












