kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.610   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.066   25,72   0,32%
  • KOMPAS100 1.120   2,54   0,23%
  • LQ45 805   1,18   0,15%
  • ISSI 280   1,26   0,45%
  • IDX30 422   0,33   0,08%
  • IDXHIDIV20 484   -0,11   -0,02%
  • IDX80 123   0,25   0,21%
  • IDXV30 132   0,13   0,10%
  • IDXQ30 134   0,18   0,13%

Komet 3I/ATLAS: Tamu Purba, Lebih Tua dari Tata Surya Kita


Senin, 01 September 2025 / 19:53 WIB
Komet 3I/ATLAS: Tamu Purba, Lebih Tua dari Tata Surya Kita
ILUSTRASI. Gambar komet 3I/ATLAS yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble pada 21 Juli 2025, menunjukkan ekornya dari gas dan debu.


Sumber: Wikipedia | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia astronomi kembali dikejutkan dengan penemuan langka.

Sebuah komet bernama 3I/ATLAS terdeteksi pada 1 Juli 2025 oleh proyek survei ATLAS di Chile.

Yang membuatnya istimewa, komet ini bukan berasal dari Tata Surya, melainkan dari ruang antarbintang — menjadikannya objek ketiga yang pernah kita temukan melintas dari luar sistem kita.

Baca Juga: Ciri-Ciri Whatsapp di HP Akan Disadap Jarak Jauh, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Fenomena Langka, Baru Kali Ketiga dalam Sejarah

Sebelum 3I/ATLAS, hanya ada dua objek serupa yang pernah tercatat: ʻOumuamua pada 2017 dan 2I/Borisov pada 2019.

Kini, 3I/ATLAS menambah daftar singkat tamu asing yang memberi petunjuk berharga soal bagaimana planet dan bintang terbentuk di galaksi.

Para astronom menilai, peluang menemukan komet antarbintang sangat kecil. Butuh teknologi survei canggih dengan jangkauan luas, seperti ATLAS, untuk menangkap “pendatang” yang bergerak cepat dan hanya sebentar melintas.

Pertanyaan ini langsung muncul di publik: apakah 31/ATLAS berbahaya bagi Bumi?

Namun, para peneliti menegaskan bahwa 3I/ATLAS tidak berpotensi menabrak Bumi.

Orbitnya menunjukkan bahwa komet ini hanya akan lewat, lalu kembali melanjutkan perjalanan ke luar angkasa.

Meski begitu, kehadirannya membuka banyak misteri: dari mana asalnya, bahan apa yang menyusunnya, hingga apakah ada komet serupa yang lebih besar melintas di masa depan.

Baca Juga: Inilah Efek Terlalu Sering Menggunakan AI pada Otak

Menjadi Jendela Ilmu Pengetahuan

Bagi ilmuwan, objek seperti 3I/ATLAS adalah “paket data gratis dari galaksi”. Analisis kimia dan orbitnya dapat membantu menjawab pertanyaan besar: apakah sistem planet lain mirip dengan Tata Surya, dan seberapa umum fenomena seperti ini terjadi.

“Setiap objek antarbintang adalah kesempatan emas untuk belajar,” kata salah satu peneliti ATLAS.

“Ia membawa informasi dari sistem bintang yang mungkin sangat berbeda dari milik kita.”

Meski tidak berbahaya, 3I/ATLAS diprediksi akan terus jadi sorotan di kalangan ilmuwan dan pengamat langit.

Dengan kemajuan teknologi teleskop, penemuan objek antarbintang bisa semakin sering terjadi di masa depan.

Dan siapa tahu, suatu hari kita bisa menemukan bukan hanya komet — tetapi mungkin asteroid atau bahkan sisa-sisa planet yang melintas dari bintang tetangga.

Selanjutnya: 7 Alasan Kenapa Anda Harus Pilih Daihatsu Rocky e-Smart Hybrid

Menarik Dibaca: Ini Cara Menetapkan Tujuan Keuangan yang Tepat untuk Masa Depan




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×