Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Beijing merasa ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh AS dan negara-negara asing lainnya meningkat, sehingga Tentara Pembebasan Rakyat menginginkan peningkatan anggaran untuk mendukung modernisasi militer dan pelatihan siap tempurnya," kata Song Zhongping, seorang komentator militer yang berbasis di Hong Kong kepada South China Morning Post.
Baca Juga: China sebut AS berusaha coreng dan fitnah Tiongkok, ini alasannya
Meskipun ukuran sebenarnya dari anggaran pertahanan Tiongkok adalah masalah perselisihan, sumber dari pihak militer China mengatakan bahwa PLA akan ingin menyamai atau melampaui tingkat pertumbuhan 7,5% tahun lalu karena ketegangan meningkat di beberapa bidang, termasuk gesekan dengan Taiwan.
Meski pertumbuhan pengeluaran militer itu tidak tampak aneh, namun hal tersebut bertolakbelakang dengan kondisi ekonomi domestik China yang sangat terpukul oleh wabah Covid-19 dan ancaman resesi global.
Baca Juga: Laut China Selatan memanas: ASEAN memilih diplomasi, Vietnam paling vokal
Pada akhir Maret, bank investasi China International Capital Corporation memangkas perkiraan pertumbuhan PDB riilnya untuk China pada 2020 menjadi 2,6% dari 6,1% pada Januari.
Data yang dihimpun South China Morning Post menunjukkan, Tiongkok mengumumkan pengeluaran militer senilai 1,18 triliun yuan (US$ 176 miliar) di NPC pada Maret 2019, yang merupakan nilai terbesar kedua di dunia setelah Amerika.