kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.310   12,00   0,07%
  • IDX 7.156   38,26   0,54%
  • KOMPAS100 1.043   8,35   0,81%
  • LQ45 800   4,89   0,62%
  • ISSI 232   2,05   0,89%
  • IDX30 415   0,46   0,11%
  • IDXHIDIV20 485   0,27   0,06%
  • IDX80 117   0,78   0,67%
  • IDXV30 119   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 133   0,10   0,08%

Konflik Iran-Israel Masuki Hari Kelima, Trump Desak Warga Iran Keluar dari Tehran


Selasa, 17 Juni 2025 / 08:55 WIB
Konflik Iran-Israel Masuki Hari Kelima, Trump Desak Warga Iran Keluar dari Tehran
ILUSTRASI. Bendera Iran dan Israel, simbol atom, dan kata-kata 'Program nuklir' terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada tanggal 16 Juni 2025 REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TEL AVIV/DUBAI. Israel dan Iran kembali saling menyerang untuk hari kelima berturut-turut pada Selasa (17/6).

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan agar warga Iran segera meninggalkan ibu kota Tehran, menyusul penolakan Iran terhadap kesepakatan yang ditawarkan AS untuk membatasi pengembangan senjata nuklir.

Gedung Putih menyatakan Trump akan meninggalkan pertemuan puncak negara-negara G7 di Kanada lebih awal pada Senin (16/6) malam karena situasi di Timur Tengah.

Baca Juga: Iran-Israel Berperang, Ekonomi Indonesia Bisa Ikut Meradang

Fox News melaporkan bahwa Trump akan segera menggelar rapat Dewan Keamanan Nasional AS.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai, keputusan Trump untuk meninggalkan KTT lebih awal sebagai hal positif, karena fokus utama saat ini adalah mendorong Israel dan Iran menyepakati gencatan senjata.

"Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan’ yang saya minta mereka tandatangani. Sangat disayangkan, dan sia-sia nyawa manusia. Singkatnya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah katakan berulang kali! Semua orang harus segera evakuasi dari Tehran!" tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social.

Tak lama kemudian, media Iran melaporkan terdengar ledakan hebat dan aktivitas pertahanan udara di Tehran pada Selasa dini hari.

Situs berita Asriran menyebutkan sistem pertahanan udara juga diaktifkan di Natanz, lokasi fasilitas nuklir utama Iran yang terletak sekitar 320 km dari ibu kota.

Di Israel, sirene serangan udara berbunyi di Tel Aviv setelah tengah malam, diikuti suara ledakan akibat serangan rudal balasan dari Iran.

Baca Juga: Iran-Israel Memanas, Teheran Minta Gencatan Senjata Lewat Trump

Pejabat Iran menyebutkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan selama lima hari terakhir telah mencapai 224 jiwa, sebagian besar warga sipil.

Di sisi lain, Israel mencatat 24 korban tewas, semuanya warga sipil. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyebutkan hampir 3.000 warga Israel telah dievakuasi karena kerusakan akibat serangan rudal Iran.

Sumber Reuters mengatakan bahwa Iran telah meminta Oman, Qatar, dan Arab Saudi untuk mendesak Trump agar menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata segera.

Sebagai imbalannya, Iran akan menunjukkan fleksibilitas dalam negosiasi nuklir, menurut dua sumber Iran dan tiga sumber regional.

"Jika Presiden Trump benar-benar tulus ingin berdiplomasi dan menghentikan perang ini, langkah berikutnya sangat menentukan," tulis Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi di platform X.

"Israel harus menghentikan agresinya, dan selama agresi militer terhadap kami tidak dihentikan sepenuhnya, maka serangan balasan kami akan terus berlanjut."

Netanyahu mengatakan kepada wartawan pada Senin bahwa Israel berkomitmen menghapus ancaman dari program nuklir dan rudal balistik Iran.

Baca Juga: Indonesia - Singapura Dorong Solusi Damai di Gaza, Iran–Israel, hingga Krisis Myanmar

“Jika itu bisa dicapai dengan cara lain baik. Tapi kami sudah beri waktu 60 hari,” ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×