Reporter: Aris Nurjani, Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah konflik Rusia-Ukraina yang memanas, harga komoditas energi tampak jauh meninggalkan harga komoditas lainnya, termasuk logam mulia. Tetapi, di sepanjang pekan ini, harga emas mulai terlihat mempercepat langkah penguatan.
Harga emas spot pekan ini bertahan di atas US$ 1.900 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas naik 3,34%. Sementara harga platinum naik 12,41% sejak awal tahun ke US$ 1.088 per ons troi. Paladium bahkan naik signifikan, yaitu 51,73% ke US$ 2.889 per ons troi.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, perang Rusia-Ukraina, yang merupakan negara-negara penghasil energi, menyebabkan perhatian pelaku pasar fokus pada sektor ini.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 15.000 ke Rp 1.005.000 Per Gram Pada Sabtu (5/3)
"Rusia merupakan salah satu produsen gas terbesar di dunia. Bahkan, untuk pasokan di Eropa sendiri, Rusia memasok sekitar 30% minyak dan gas di Eropa. Tidak heran jika harga minyak tinggi," kata Alwi, Jumat (4/3).
Kekhawatiran terganggunya ketersediaan migas juga memacu pasar beralih ke komoditas energi substitusi, yaitu batubara. Alhasil, harga batubara melompat sampai menyentuh US$ 400 per ton, atau naik di atas 200% sepanjang tahun ini.
Sejatinya, logam mulia sebagai instrumen safe haven , diincar saat kondisi tak pasti, seperti saat makin panasnya konflik Rusia-Ukraina, "Safe haven lazimnya diincar saat kondisi geopolitik sedang tidak pasti," kata Faisyal, Analis Monex Investindo Futures, Jumat (4/3).
Baca Juga: BI Perkirakan Inflasi Bulan Maret 2022 Sebesar 0,32%
Namun, pilihan safe haven tidak hanya komoditas logam mulia. Faisyal menilai pasar lebih memburu dollar Amerika Serikat (AS) sebagai safe haven.