Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ekonomi Jepang akan menyusut pada kuartal ketiga tahun ini, karena pembatasan sosial terkait Covid-19 menyebabkan konsumsi dan pengeluaran terhambat. Kondisi ini bisa membuat Jepang semakin sulit memulihkan diri dari pandemi.
Jajak pendapat yang dilakukan Reuters memperkuat ekspektasi bahwa Jepang akan tertinggal dari negara-negara lain dalam menarik langkah-langkah stimulus mode krisis.
Ekonomi Jepang kemungkinan menyusut 0,8% secara tahunan pada Juli-September setelah tumbuh 1,9% di kuartal sebelumnya.
Menurut data yang dirangkum Reuters, permintaan eksternal tidak berkontribusi atau mengurangi produk domestik bruto (PDB). Belanja modal pun menyusut 0,6% pada kuartal sebelumnya. Aktivitas perusahaan mungkin kehilangan momentum setelah bekerja keras mendorong pertumbuhan.
"Konsumsi, belanja modal, dan ekspor kemungkinan semuanya turun sebagai tanda ekonomi Jepang terus merosot," ungkap Saisuke Sakai, ekonom senior di Mizuho Research and Technologies.
Baca Juga: Kabinet belum tersusun, PM Jepang akan rangkap jabatan sebagai menteri luar negeri
Sakai mengungkapkan, kekhawatiran atas gelombang baru Covid-19 bisa membebani konsumsi tahun depan. Hal ini akan menambah hambatan seperti dampak berkepanjangan dari kekurangan chip serta memburuknya persyaratan perdagangan.
Pemerintah Jepang baru akan merilis data awal PDB untuk kuartal ketiga tahun ini pada 15 November nanti.
Ekonomi Jepang sempat membaik awal tahun ini berkat permintaan global yang kuat, setelah sejumlah negara mulai melonggarkan pembatasan pasca program vaksinasi.
Tetapi, serangkaian pembatasan darurat untuk memerangi gelombang baru Covid-19 membebani konsumsi dan menunda pemulihan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pada 30 September lalu, Jepang resmi mencabut pembatasan luar negeri. Langkah ini bisa menopang konsumsi, kekurangan chip, kenaikan biaya bahan baku, dan gangguan rantai pasokan telah memukul pengeluaran serta ekspor.