kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Kontroversi Kepemilikan Jet Wall Street


Senin, 22 Desember 2008 / 14:07 WIB


Sumber: AP, msnbc | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Bepergian dengan menggunakan jet perusahaan keliling negara kini tak akan lagi terlihat di Detroit. Itu terjadi setelah para eksekutif produsen otomotif mendapatkan dana bantuan dari Kongres. Tapi, kondisi berbeda terlihat di Wall Street.

Lihat saja, enam perusahaan yang menerima bailout dari Pemerintah AS masih saja memiliki bahkan mengoperasikan jet milik perusahaan untuk menerbangkan para eksekutifnya ke acara-acara tertentu. Berdasarkan pengamatan kantor berita A.P, penggunaan jet tidak hanya untuk kepentingan kantor semata melainkan juga untuk perjalanan pribadi.

Perusahaan asuransi raksasa American International Group Inc (AIG), yang sudah menerima dana talangan sebesar US$ 150 miliar, merupakan perusahaan yang memiliki jumlah armada jet terbanyak diantara perusahaan penerima bailout lain. Berdasarkan data dari Federal Aviation Administration, jumlah jet dan pesawat pribadi yang dimiliki AIG mencapai tujuh unit.

AIG cukup gerah mengenai pemberitaan ini. Jurubicara AIG Nicholas J Ashooh akhirnya angkat bicara. “Pesawat kami saat ini jarang digunakan. Saya tidak bilang pesawat tidak digunakan sama sekali, tapi penggunaannya benar-benar minimal,” jelas Ashooh.

Bahkan, lanjutnya, untuk memangkas beban, AIG sudah menjual dua unit jet pada awal tahun ini dan membatalkan pesanan empat jet lainnya.

Sementara itu, empat perusahaan keuangan lain yang mendapatkan total dana bailout senilai US$ 120 miliar yaitu Citigroup Inc, Wells Fargo & Co, Bank of America Corp, JPMorgan Chase & Co dan Morgan Stanley, semuanya juga memiliki pesawat sendiri yang ditujukan untuk para eksekutif.

Asal tahu saja, satu kali perjalanan pulang-pergi antar negara bagian membutuhkan dana sebesar US$ 20.000 untuk bahan bakar. Belum lagi uang yang harus dikeluarkan untuk perawatan, kargo dan jasa pilot.

Akibat mahalnya ongkos tersebut, banyak perusahaan yang memutuskan untuk tidak menyediakan fasilitas tersebut bagi para eksekutifnya.

Beberapa perusahaan besar AS juga telah menolak untuk memiliki jet pribadi. Produsen pembuat chip, Intel Corp misalnya, menyediakan fasilitas penerbangan komersial bagi para eksekutif dan karyawannya. Meski demikian, pada waktu-waktu tertentu, Intel terkadang menyewa jet untuk perjalanan luar negeri bagi para eksekutif dengan alasan keamanan.

Pertanyaannya, terkait masalah kepemilikan jet, mengapa para perusahaan otomotif dikritik sementara perusahaan finansial lainnya tidak? Salah satu alasan utamanya adalah para perusahaan finansial yang menerima bailout tidak harus menemui Kongres untuk meminta dana bailout. Jadi, tidak ada seorangpun yang menanyakan bagaimana mereka bisa sampai ke Washington.




TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×