Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Pemimpin redaksi surat kabar terbesar di Jerman, Bild, pada hari Kamis lalu meluncurkan serangan frontal kepada Presiden komunis China Xi Jinping atas kegagalan rezimnya untuk berterus terang tentang wabah virus corona dan pelanggaran HAM besar-besaran yang dilakukan oleh Partai Komunis.
Mengutip Jerusalem Post, Julian Reichelt, pemimpin redaksi Bild, menulis kepada Xi bahwa: “Kedutaan Anda di Berlin telah berbicara kepada saya dalam surat terbuka karena kami bertanya di surat kabar kami Bild apakah China harus membayar kerusakan ekonomi besar-besaran yang ditimbulkan oleh virus virus corona di seluruh dunia."
Baca Juga: WHO: Semua bukti menunjukkan virus corona tidak dibuat di laboratorium
Reichelt menulis, "Anda (Xi Jinping), pemerintah Anda dan ilmuwan Anda harus tahu sejak lama bahwa virus corona sangat menular, tetapi Anda meninggalkan dunia dalam kegelapan tentang hal itu. Para ahli top Anda tidak menanggapi ketika para peneliti Barat bertanya untuk mengetahui apa yang terjadi di Wuhan. Anda terlalu bangga dan terlalu nasionalis untuk mengatakan yang sebenarnya, yang menurut Anda adalah aib nasional."
Baca Juga: Warga Wuhan mencari jawaban: Kami yakin jumlah korban tewas akibat corona lebih besar
Reichelt juga bilang, “Anda berkuasa dengan pengawasan. Anda tidak akan menjadi presiden tanpa pengawasan. Anda memantau semuanya, setiap warga negara, tetapi Anda menolak untuk memantau pasar basah yang sakit di negara Anda. Anda menutup setiap surat kabar dan situs web yang mengkritik aturan Anda, tetapi tidak di warung tempat sup kelelawar dijual. Anda tidak hanya memantau warga Anda, Anda juga membahayakan mereka - dan bersama mereka, seluruh dunia."
Baca Juga: Kematian corona di AS 20.000, China 3.000, Trump: Anda percaya data itu?
Dia melanjutkan dengan tudingannya di mana pengawasan adalah penolakan atas kebebasan. "Dan bangsa yang tidak bebas, tidak kreatif. Bangsa yang tidak inovatif, tidak menciptakan apa pun. Inilah sebabnya mengapa Anda menjadikan negara Anda juara dunia dalam pencurian kekayaan intelektual. Tiongkok memperkaya dirinya sendiri dengan penemuan-penemuan orang lain, bukannya menciptakannya sendiri," tulis Reichelt.