Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah korban tewas akibat Topan Kalmaegi di Filipina meningkat menjadi 114 orang, sementara 127 orang lainnya masih hilang, menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Filipina pada Kamis (6/11/2025).
Badai tropis yang menghantam wilayah tengah Filipina itu kini kembali menguat saat bergerak menuju Vietnam, memicu kewaspadaan di sejumlah provinsi di negara tersebut.
Vietnam Evakuasi Ratusan Ribu Warga
Di Provinsi Gia Lai, Vietnam, otoritas setempat memperkirakan sekitar 350.000 warga akan dievakuasi hingga siang hari, seiring peringatan akan hujan lebat dan angin kencang yang berpotensi menyebabkan banjir di daerah rendah serta mengganggu aktivitas pertanian.
Otoritas Vietnam juga menyiagakan ribuan personel militer untuk membantu proses evakuasi, penyelamatan, dan pemulihan pascabadai.
Baca Juga: Inflasi Filipina yang Terkendali Buka Peluang Pemangkasan Suku Bunga pada Desember
Otoritas penerbangan memperingatkan bahwa operasional di delapan bandara, termasuk Bandara Internasional Da Nang, kemungkinan besar akan terdampak. Maskapai dan otoritas lokal diminta memantau pergerakan badai untuk menjamin keselamatan penumpang.
Filipina Hadapi Kerusakan Parah di Cebu
Di Provinsi Cebu, wilayah yang paling terdampak di Filipina, skala kehancuran mulai terlihat jelas setelah banjir mulai surut. Rumah-rumah warga tampak rata dengan tanah, kendaraan terbalik, dan jalanan tertutup puing-puing bangunan.
Lebih dari 200.000 orang telah dievakuasi sebelum Kalmaegi menerjang pada Selasa lalu. Sebagian warga kini kembali untuk mendapati rumah mereka hancur, sementara lainnya mulai membersihkan lumpur dan sisa-sisa reruntuhan dari jalan serta pemukiman.
“Tantangan utama saat ini adalah pembersihan puing-puing... Ini perlu dilakukan segera, bukan hanya untuk mencari korban hilang yang mungkin tertimbun atau selamat di tempat lain, tetapi juga agar operasi bantuan dapat berjalan lancar,” ujar pejabat pertahanan sipil senior Raffy Alejandro kepada radio DZBB.
Ancaman Badai Baru di Filipina
Sementara Topan Kalmaegi yang secara lokal disebut Tino telah keluar dari zona pengawasan Filipina, badan meteorologi setempat kini tengah memantau pembentukan badai baru di sebelah timur Mindanao. Sistem cuaca ini berpotensi berkembang menjadi topan dan berdampak pada awal pekan depan.
Baca Juga: Filipina Perpanjang Larangan Impor Beras hingga Akhir 2025
Topan Kalmaegi menjadi badai ke-20 yang melanda Filipina sepanjang tahun ini, hanya sebulan setelah gempa bumi berkekuatan 6,9 SR mengguncang bagian utara Cebu, menewaskan puluhan orang dan memaksa ribuan warga mengungsi.
Kalmaegi Kembali Menguat di Laut Cina Selatan
Saat bergerak melintasi Laut Cina Selatan menuju Vietnam, Kalmaegi dilaporkan kembali menguat. Badai tersebut diperkirakan akan menghantam sejumlah provinsi di kawasan tengah Vietnam, termasuk daerah penghasil kopi utama, di mana musim panen tengah berlangsung.
Otoritas Vietnam terus mengerahkan pasukan dan sumber daya tambahan untuk meminimalkan dampak bencana dan mempercepat langkah tanggap darurat.













