kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Lebih dari 1.000 Tewas Akibat Longsor Hantam Desa di Sudan


Selasa, 02 September 2025 / 17:21 WIB
Lebih dari 1.000 Tewas Akibat Longsor Hantam Desa di Sudan
Orang-orang berkumpul di sebuah area setelah tanah longsor yang menghancurkan desa Tersin, di wilayah Pegunungan Marra, Sudan, 1 September 2025. Gerakan Pembebasan Sudan/Tentara/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sedikitnya 1.000 orang tewas akibat longsor yang menghancurkan sebuah desa di kawasan pegunungan Jebel Marra, wilayah Darfur, Sudan. 

Peristiwa yang hanya menyisakan satu orang selamat itu terjadi pada 31 Agustus setelah hujan deras mengguyur selama sepekan.

Kelompok bersenjata Sudan Liberation Movement/Army (SLM/A) yang dipimpin Abdelwahid Mohamed Nour, dan menguasai wilayah otonom di Jebel Marra, melaporkan longsor menimpa Desa Tarseen. 

Dalam pernyataannya, SLM/A meminta bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta lembaga kemanusiaan internasional untuk mengevakuasi jenazah para korban, baik pria, wanita, maupun anak-anak.

Baca Juga: 30 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel, Perang Iran Buat Gaza Terlupakan

“Desa Tarseen yang dikenal sebagai penghasil jeruk kini rata dengan tanah,” demikian pernyataan SLM/A.

Kelompok tersebut selama ini bersikap netral dalam perang saudara Sudan yang melibatkan tentara pemerintah dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Saat ini, kedua pihak tengah memperebutkan kendali atas al-Fashir, ibu kota Darfur Utara, yang dikepung RSF dan dilanda kelaparan.

Banyak warga al-Fashir dan sekitarnya mengungsi ke Jebel Marra, namun wilayah tersebut kekurangan pangan, tempat tinggal, dan pasokan medis. 

Ratusan ribu orang terpaksa bertahan di tengah hujan deras, sementara daerah Tawila—tujuan utama para pengungsi—kini menghadapi wabah kolera.

Perang saudara yang telah berlangsung dua tahun membuat lebih dari separuh penduduk Sudan berada pada tingkat kelaparan kritis dan jutaan orang terusir dari rumah mereka, sehingga semakin rentan terhadap banjir tahunan.

Baca Juga: BNPB Sebut Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon Tewaskan 10 Orang

Pemerintah Sudan yang dikuasai militer menyampaikan belasungkawa dan kesediaan untuk membantu. 

Namun, otoritas yang baru dibentuk di bawah kendali RSF, yang menguasai wilayah sekitar Jebel Marra, belum memberikan tanggapan. 

Selanjutnya: IHSG Menguat 0,85%, Ini Sektor Saham yang Dijagokan Analis

Menarik Dibaca: Menjaga Kelembutan Kulit Bayi dengan Sentuhan Alami 5x Ceramide




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×