Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KATHMANDU. Setidaknya, sekitar 3.218 orang dinyatakan tewas akibat gempa berkekuatan hebat di Nepal yang terjadi pada Sabtu (25/4) lalu.
Rameshwor Dangal, kepala dari institusi manajemen bencana Nepal menjelaskan, sekitar 6.500 orang lainnya mengalami luka-luka.
Tidak hanya itu, puluhan orang lainnya juga dilaporkan tewas di negara tetangga seperti China dan India.
Seperti yang diketahui, gempa berkekuatan 7,8 skala richter mengguncang Nepal dan turut memicu salju longsor mematikan di Gunung Everest.
Berdasarkan pantauan BBC, ribuan tenda darurat sudah didirikan di ibukota Nepal, Kathmandu, bagi warga yang takut untuk kembali ke rumahnya jika ada gempa susulan.
Misi penyelamatan dan bantuan dari berbagai negara mulai mendatangi Nepal bagi korban gempa terburuk di negara tersebut dalam 80 tahun terakhir.
Upaya untuk mengangkat korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan masih terus berlanjut.
Sementara itu, pemerintah mengingatkan bahwa jumlah korban masih bisa terus meningkat seiring upaya tim penyelamatan mencapai area pegunungan di Nepal wilayah barat.
Kejadian tanah longsor sudah menyebabkan tim penyelamat kesulitan mencapai masyarakat di sejumlah desa di mana pusat gempa terjadi.
"Desa seperti ini memang secara rutin terkena dampak tanah longsor, dan biasanya jumlah korban yang terkubur oleh batu-batu dan puing bisa sekitar 200, 300, bahkan 1.000 orang. Untuk mencapai ke sana hanya bisa diakses oleh helikopter saja," jelas Juru Bicara World Vision Matt Darvas.
Pada Minggu (26/4) kemarin, gempa susulan kembali terjadi di Nepal, India, dan Bangladesh. Gempa tersbeut berkekuatan 6,7 skala richter dan berpusat di 60 kilometer Kathmandu timur.