Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara pada hari Kamis (4/6) mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak dalam posisi untuk mengkritik China atas Hong Kong atau hak asasi manusia ketika Washington mengancam akan "melepaskan anjing" (unleash dogs) untuk menekan protes anti-rasisme di dalam negeri.
Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh salah satu surat kabar utama pemerintah Korea Utara, seorang juru bicara yang tidak disebutkan namanya untuk departemen hubungan internasional Partai Pekerja Korea (WPK) yang berkuasa mengkritik komentar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo baru-baru ini seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Rusia mengaku khawatir militer China dan India sudah diambang perang
Berbicara kepada Fox News pada hari Minggu, Pompeo mengatakan tindakan Partai Komunis China baru-baru ini menunjukkan "niat untuk penghancuran ide-ide Barat, demokrasi Barat, nilai-nilai Barat" dan "menempatkan orang Amerika dalam risiko."
"Pernyataan Pompeo tentang Hong Kong, Taiwan, perselisihan hak asasi manusia dan perdagangan adalah "omong kosong" yang memfitnah kepemimpinan Partai Komunis China (CPC), " kata juru bicara WPK.
Baca Juga: Iran, Rusia, China, Turki merayakan kekacauan di Amerika
"Pompeo, yang sangat asyik dengan spionase dan pengembangbiakan plot terhadap negara-negara lain, telah menjadi terlalu bodoh untuk membedakan di mana matahari terbit dan di mana matahari terbenam," kata juru bicara itu.
Pernyataan seperti itu oleh para pemimpin Amerika adalah tanda kekhawatiran mereka tentang Amerika Serikat yang menurun, katanya, mengutip protes yang sedang berlangsung terhadap kebrutalan polisi.
"Demonstran marah oleh rasis ekstrim yang memadati bahkan ke Gedung Putih," kata juru bicara itu. “Ini adalah kenyataan di AS hari ini. Liberalisme dan demokrasi Amerika menempatkan topi kiri pada demonstran dan mengancam akan melepaskan bahkan anjing untuk penindasan,” kata juru bicara itu.
Baca Juga: Sempat mendekati China, Filipina kini mesra lagi dengan AS demi Laut China Selatan
Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan itu adalah pertama kalinya departemen urusan internasional WPK mengeluarkan pernyataannya sendiri sejak pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berkuasa pada 2011.