Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan (Korsel), importir minyak mentah terbesar kelima di dunia memutuskan untuk tidak membeli minyak dari Iran dalam dua bulan terakhir ini. Dengan impor Iran untuk semester pertama turun 36,9% dari tahun sebelumnya.
Kebijakan ini sehubungan sikap Iran yang mengabaikan sanksi yang telah dijatuhkan Amerika Serikat (AS) yang memaksa Iran untuk menggelar negosiasi untuk membatasi program nuklir pada Mei lalu.
Sanksi tersebut termasuk melarang adanya impor minyak. Sanksi disertai ancaman hukuman bagi negara yang nekat bertransaksi dengan Iran.
Selama ini, Korsel terutama mengimpor kondensat dan ultra-light oil dari Iran. Secara total, impor minyak mentah Korsel turun 12,6% pada Juni menjadi 11,49 juta ton, atau sekitar 2,8 juta barel per hari.
Pengiriman minyak dari Arab Saudi, pemasok minyak utama Korsel, mencapai 3,67 juta ton pada Juni, atau 893.806 barel per hari, turun 16,2% dari 4,38 juta ton tahun lalu.
Kebijakan ini, mencerminkan upaya Korsel untuk menggantikan minyak Iran dan diversifikasi sumber minyak mentahnya.
Tengok saja, impor minyak dari AS hampir tiga kali lipat menjadi 1,09 juta ton pada Juni, atau 264.745 barel per hari. Selain itu juga mengimpor 265.403 ton minyak mentah dari Kazakhstan pada Juni, naik 96,2% dari 135.254 ton tahun sebelumnya, data menunjukkan.
Pada paruh pertama tahun ini, impor minyak mentah Korsel turun 2% menjadi 72,7 juta ton, atau 2,93 juta barel per hari.
Dengan Korsel meningkatkan asupan minyak AS yang kini sebagai pemasok minyak mentah nomor empat pada paruh pertama tahun ini, memasok 7,8 juta ton, atau 313.387 barel per hari. Ini lebih dari empat kali lipat asupan 1,81 juta ton setahun sebelumnya.
Korsel diperkirakan akan terus membeli minyak AS di tengah penurunan pasokan yang dipimpin oleh OPEC dan produksi minyak mentah AS yang lebih tinggi.
Sementara itu, langkah Korsel ini telah membuat pengiriman minyak Iran dalam enam bulan pertama tahun ini hampir 3,9 juta ton, atau 156.155 barel per hari (bph), turun 36,9% dari 6,13 juta ton selama periode yang sama tahun sebelumnya.