kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Utara bersiap menghadapi badai super bernama Lingling


Minggu, 08 September 2019 / 14:19 WIB
Korea Utara bersiap menghadapi badai super bernama Lingling
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PYONG YANG. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memimpin pertemuan darurat dengan pejabat pemerintah seiring adanya ancaman topan yang sangat kuat yang tengah menuju negara itu.

Badai yang dinamakan topan Lingling itu telah menyebabkan gangguan yang cukup luas di Korea Selatan. Mengutip BBC, sedikitnya tiga orang tewas dan ribuan rumah mengalami mati listrik.

Baca Juga: Korea Utara bantah kumpulkan US$ 2 miliar melalui serangan cyber

Ada kekhawatiran bahwa badai itu dapat merusak tanaman di Korut. Apalagi, daerah ini memang sudah menderita kekurangan pangan yang cukup akut.

Melansir BBC, media pemerintah Korut mengatakan dalam rapat tersebut Kim memarahi para pejabat karena kurangnya tindakan antisipasi badai.

"Kim menggambarkan mereka sebagai orang yang tidak berdaya melawan topan, tidak menyadari dampak serius badai dan menganggap enteng masalah," kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

"Pemerintah memberikan perhatian serius untuk melindungi tanaman serta bendungan dan waduk," kata KCNA.

Baca Juga: Korea Utara tembakkan lagi dua rudal balistik, Trump: AS-Korut punya hubungan baik

Kantor berita KCNA juga menjelaskan, warga di daerah rawan banjir sedang dievakuasi dan pemantau terus memonitor infrastruktur utama seperti jembatan dan bangunan.

Melansir kantor berita Yonhap, Lingling mendarat di Korsel pada Sabtu pagi dan menuju utara dengan kecepatan angin mencapai 140 km per jam. 

Pada awal tahun ini, PBB mengeluarkan peringatan bahwa sekitar 10 juta lebih warga Korut sangat membutuhkan bantuan pangan. 

Pyongyang sendiri mengakui menderita kekeringan terburuk dalam 37 tahun dan meminta warga untuk "berperang" melawan kerusakan tanaman yang disebabkan oleh kekeringan.

Baca Juga: Korea Utara tembakkan lagi rudal ketiga, Donald Trump anggap enteng

Pada tahun 2017, Korea Utara dilanda kekeringan serius yang merusak produksi tanaman pokok seperti beras, jagung, kentang, dan kedelai.

Tidak diketahui persis apa dampaknya, tetapi laporan pada saat itu mengatakan banyak yang menghadapi kekurangan gizi dan kematian.

Pada 1990-an, musibah kelaparan melanda Korut dan diyakini telah menewaskan ratusan ribu warga Korut.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×