Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada hari Kamis (18/2) menyampaikan bahwa tahun ini Korea Utara menghadapi kekurangan pangan ekstrem akibat curah hujan tinggi sepanjang tahun lalu.
Dilansir dari Yonhap, tahun ini Korea Utara kekurangan pangan mencapai 1,2 juta hingga 1,3 juta ton untuk seluruh penjuru negeri.
Menteri Lee In-young menyampaikan permasalahan tersebut selama sesi pleno komite diplomasi dan unifikasi di Majelis Nasional. Secara khusus ia menjelaskan bahwa kekurangan pangan ini merupakan akibat dari bencana banjir dan topan tahun lalu.
"Jika kita menambahkan 200.000 hingga 300.000 ton (yang hilang akibat bencana) menjadi sekitar 1 juta ton kekurangan tahunan, kita dapat memperkirakan ada kekurangan pangan di Korea Utara," ungkapnya seperti dikutip dari Yonhap.
Baca Juga: Media Korea Utara kini sebut Kim Jong Un dengan gelar 'Presiden'
Korea Utara menghadapi masalah pelik akibat bencana banjir dan angin topan dari Juli hingga September tahun lalu. Para ahli memperkirakan bencana alam tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah pertanian.
Korea Selatan mencari cara untuk memberi bantuan
Melihat masalah yang dialami tetangganya, kini Korea Selatan mulai mencari cara untuk memberikan makanan dan pupuk kepada Korea Utara dalam bantuan kemanusiaan. Jika tidak, Korea Utara akan mengalami masalah yang berkepanjangan.
"Sikap kami tetap sama, bahwa masalah kemanusiaan seperti kekurangan pangan harus ditangani terlepas dari situasi politik dan militer," ungkap Lee Jong-joo, juru bicara Kementerian Unifikasi.
Baca Juga: Korea Selatan siaga, pantau pergerakan Korea Utara dalam pengembangan rudal