kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -3,94   -0.44%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Utara: Kami terus bangun pasukan militer untuk atasi ancaman Amerika


Jumat, 12 Juni 2020 / 18:51 WIB
Korea Utara: Kami terus bangun pasukan militer untuk atasi ancaman Amerika
ILUSTRASI. Sub-unit mortir Angkatan Darat Korea Utara menembak ketika Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tidak digambarkan) memandu latihan dalam gambar ini yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada 10 April 2020. KCNA/melalui REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Menteri Luar Negeri Ri Son Gwon mengatakan, kebijakan Amerika Serikat (AS) membuktikan Washington tetap menjadi ancaman jangka panjang bagi Korea Utara dan rakyatnya.

Karena itu, Ri mengungkapkan, Korea Utara akan terus membangun pasukan militernya untuk mengatasi ancaman dari AS. Ri menyebut nama negaranya dengan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).

Dalam sebuah pernyataan panjang yang Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) lansir, Ri menyatakan, sementara orang-orang di kedua negara menginginkan perdamaian, Washington "bersikeras hanya memperburuk situasi".

Baca Juga: Korut: Tidak ada yang lebih munafik daripada janji kosong Amerika

"Apa yang menonjol adalah harapan untuk meningkatkan hubungan DPRK-AS yang tinggi di udara, di bawah sorotan global dua tahun lalu, kini telah bergeser ke dalam keputusasaan yang ditandai dengan kemunduran yang semakin meningkat," kata Ri.

"Bahkan, sinar tipis optimisme untuk perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea telah memudar menjadi mimpi buruk yang gelap," ujarnya seperti dikutip Reuters dari KCNA.

Dia menuduh AS menggunakan klaimnya ingin meningkatkan hubungan untuk menutupi keinginan untuk "perubahan rezim", dan Presiden Donald Trump secara khusus tidak menawarkan Pyongyang sesuatu yang substansial.

Baca Juga: Kim Yo Jong semakin ambil peran utama, calon Pemimpin Korea Utara?

"Kami tidak akan pernah lagi memberikan kepala eksekutif AS paket lain yang akan digunakan untuk pencapaian tanpa menerima pengembalian apa pun. Tidak ada yang lebih munafik daripada janji kosong," tegas Ri.

Pada Kamis (11/6), Korea Utara mengkritik AS karena mengomentari masalah antar-Korea. Dan mengatakan, Washington harus tetap diam jika ingin Pemilihan Presiden AS mendatang berjalan lancar.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada kantor berita Yonhap, AS tetap berkomitmen untuk berdialog dengan Korea Utara, dan terbuka untuk "pendekatan yang fleksibel untuk mencapai kesepakatan yang seimbang".

Baca Juga: Korea Utara: Kami muak dengan dua sisi Amerika terkait masalah antar-Korea

Ri menyebutkan, keinginan Korea Utara untuk membuka era kerjasama baru berjalan sedalam sebelumnya, tetapi situasi di Semenanjung Korea setiap hari semakin memburuk.

"AS mengaku sebagai advokat untuk meningkatkan hubungan dengan DPRK, tetapi pada kenyataannya, sangat bergantung pada hanya memperburuk situasi," kata Ri.




TERBARU

[X]
×