kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Utara Konsisten Gunakan Pengobatan Tradisional Koryo untuk Melawan Covid-19


Senin, 25 Juli 2022 / 14:18 WIB
Korea Utara Konsisten Gunakan Pengobatan Tradisional Koryo untuk Melawan Covid-19
ILUSTRASI. Papan imbauan terkait wabah Covid-19 di Korea Utara.


Sumber: AP News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Lebih dari dua bulan berlalu sejak Korea Utara akhirnya mengonfirmasi kasus Covid-19 di wilayahnya. Untuk mengatasinya, Pemerintah Korea Utara konsisten mengampanyekan metode pengobatan tradisional Koryo.

Dilansir dari AP News, pengobatan Koryo mengacu pada ramuan herbal yang terkadang juga menggunakan bagian tubuh hewan, akupunktur, bekam, moksibusi, dan pijat meridian.

Di Korea Utara, metode pengobatan seperti itu kerap digabungkan dengan metode medis modern, berbeda dengan negara-negara Asia lain yang menggunakannya secara terpisah.

Korea Utara secara resmi memasukkan pengobatan Koryo ke dalam sistem perawatan kesehatan publiknya pada 1950-an. Namanya sendiri diambil dari nama kerajaan Korea kuno.

Baca Juga: Korea Utara Sebut Ada Benda Asing di Sekitar Korea Selatan yang Memicu Wabah Covid-19

Dijadikan Alat Politik

Seperti banyak hal di Korea Utara, pengobatan Koryo juga digunakan sebagai simbol politik. Tipe pengobatan ini diklaim oleh negara mampu menyembuhkan beragam penyakit, termasuk Covid-19.

"Korea Utara menyebut obat Koryo sebagai obat juche (mandiri), dan memperlakukannya dengan penting dan memandangnya sebagai salah satu simbol politiknya," kata Kim Dongsu, profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Dongshin Korea Selatan.

Surat kabar Korea Utara, Rodong Sinmun, baru-baru ini menerbitkan banyak artikel yang memuji obat herbal dan akupunktur untuk menyembuhkan pasien demam dan mengurangi efek samping penyakit Covid-19.

Pengobatan Koryo juga disebut mampu mengatasi nyeri abnormal, masalah jantung dan ginjal, mual dan batuk.

Di sisi lain, banyak warga pembelot percaya bahwa Korea Utara sengaja menggunakan Koryo hanya karena mereka tidak memiliki cukup obat modern untuk melawan Covid-19. Banyak pakar pun yakin Korea Utara sebenarnya memiliki keterbatasan medis.

Baca Juga: Korea Utara Klaim Hampir Berhasil Meredakan Krisis Akibat Covid-19

"Mengobati gejala ringan dengan obat Koryo bukanlah pilihan yang buruk. Tapi, virus corona tidak hanya menyebabkan gejala ringan," ungkap Yi Junhyeok, dokter dan peneliti tradisional di Institut Pengobatan Oriental Korea Selatan.

"Korea Utara membutuhkan vaksin, sistem perawatan darurat, dan sumber daya medis lainnya," imbuhnya.

Korea Utara telah melaporkan rata-rata 157 kasus demam per hari dalam tujuh hari terakhir. Jumlah ini menurun cukup signifikan dari puncaknya sekitar 400.000 sehari di bulan Mei.

Pemerintah Korea Utara juga mengeklaim berhasil mengalahkan Covid-19 dan mengatakan hanya 74 dari sekitar 4,8 juta pasien demam yang meninggal.

Jika klaim tersebut benar, maka Korea Utara memiliki tingkat kematian akibat Covid-19 terendah di dunia dengan persentase 0,002%.

Banyak pengamat menilai, Korea Utara akan segera secara resmi menyatakan kemenangan atas Covid-19 demi meningkatkan persatuan. Puncaknya, Korea Utara akan menekankan peran penting pengobatan Koryo dalam melawan wabah tersebut.




TERBARU

[X]
×