Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara menunda rencana aksi militer terhadap Korea Selatan. Keputusan itu diambil dalam pertemuan Komisi Militer Pusat yang dipimpin Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, demikian media Pemerintah Korea Utara melaporkan.
Keputusan itu mengejutkan karena Korea Utara diperkirakan akan mengadakan pertemuan Komisi Militer Pusat dari Partai Buruh yang berkuasa untuk mendukung aksi militer dalam menghadapi Korea Selatan sebagai tanggapan atas selebaran anti-Pyongyang.
Pemimpin Kim Jong-un yang memimpin pertemuan pendahuluan Komisi Militer Pusat melalui konferensi video memutuskan menunda rencana aksi militer, lapor Kantor Berita Pusat Korea Utara KCNA tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga: Trump disebut pernah ancam tarik pasukan AS jika Korea Selatan tak bayar US$ 5 miliar
"Pada pertemuan pendahuluan, Komisi Militer Pusat mempertimbangkan situasi yang ada dan menunda rencana aksi militer terhadap Selatan yang dibawa untuk pertemuan kelima Komisi Militer Pusat Ketujuh oleh Staf Umum Tentara Rakyat Korea," tulis KCNA dalam laporannya yang dikutip Korea Times, Rabu (24/6).
Namun, KCNA tidak menyebutkan kapan pertemuan Komisi Militer Pusat akan diadakan.
Korea Utara menaikkan tensi ketegangan dengan mengambil langkah-langkah pembalasan terhadap Korea Selatan atas sejumlah masalah. Korea Utara menyebut Korea Selatan sebagai "musuh" dan memutus semua jalur komunikasi silang, mengancam lebih banyak "hukuman" akan datang.
Pekan lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang didirikan di kota perbatasan Kaesong sebagai hasil dari pertemuan puncak 2018 antara kedua Korea.
Pyongyang juga akan memindahkan pasukan ke daerah perbatasan Kaesong dan Gunung Kumgang, dan mengancam akan melanjutkan "semua jenis latihan militer reguler" di dekat perbatasan.
Korea Utara baru-baru ini memasang kembali pengeras suara propaganda militer di sepanjang perbatasan antar-Korea setelah mereka pindahkan berdasarkan perjanjian KTT 2018.
Outlet media pemerintah Korea Utara sebelumnya melaporkan, Pyongyang sedang bersiap mengirim sekitar 12 juta selebaran propaganda anti-Korea Selatan melalui 3.000 balon udara.
Baca Juga: Kian panas, Korea Selatan siapkan aksi militer atas upaya propaganda Korea Utara