Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korea Utara akhirnya resmi meluncurkan kapal selam nuklir taktis pertamanya pada hari Rabu (6/9). Kantor berita nasional Korea Utara, KCNA, mengabarkan bahwa kapal selam ini akan berpatroli di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, hadir langsung dalam peluncuran kapal selam nuklir ini. Kim mengatakan bahwa kapal itu akan menjadi salah satu alat alat ofensif Angkatan Laut Korea Utara.
Pada upacara peluncuran, Kim mengatakan mempersenjatai angkatan laut dengan senjata nuklir adalah tugas yang mendesak. Kim juga menjanjikan lebih banyak kapal yang dilengkapi dengan senjata nuklir taktis untuk angkatan laut.
"Mencapai perkembangan pesat kekuatan angkatan laut kita adalah prioritas yang tidak dapat ditunda mengingat gerakan agresif dan tindakan militer musuh baru-baru ini. Upacara peluncuran kapal selam menandai dimulainya babak baru dalam memperkuat kekuatan angkatan laut DPRK (Korea Utara)", tulis KCNA mengutip pidato Kim.
Baca Juga: Kim Jong Un Minta Angkatan Lautnya Selalu Bersiap untuk Perang
Kapal Selam Nuklir Korea Utara, Kim Kun Ok
Kapal selam baru ini diberi nama Kim Kun Ok, diambil dari nama pahlawan Korea Utara. Berdasarkan foto yang dirilis KCNA hari Jumat (8/9), analis menduga kapal tersebut tampaknya merupakan kapal selam kelas Romeo era Soviet yang dimodifikasi.
Kapal jenis itu diterima Korea Utara dari China pada tahun 1970an dan mulai diproduksi di dalam negeri.
Soal kemampuan tempur, para analis memperkirakan kapal selam Kim Kun Ok kemungkinan dipersenjatai dengan rudal balistik dan rudal jelajah. Kemungkinan itu datang dari adanya 10 lubang tabung peluncuran yang terlihat dalam foto yang beredar.
Baca Juga: Kim Jong Un Diprediksi Akan Temui Putin untuk Bicarakan Kesepakatan Senjata
"Namun, senjata semacam itu tidak akan memberi banyak nilai tambah bagi kekuatan nuklir Korea Utara yang lebih kuat di darat, karena kapal selam mereka mungkin tidak akan bertahan lama selama perang," kata Vann Van Diepen, mantan pakar senjata pemerintah AS yang bekerja pada proyek 38 North di Washington, dikutip Reuters.
Korea Utara memiliki sekitar 20 kapal selam kelas Romeo yang ditenagai oleh mesin diesel-listrik dan dianggap sudah ketinggalan zaman. Kapal jenis ini memang masih banyak digunakan oleh beberapa negara, namun hanya sebagai kapal latihan.
Korea Utara diketahui memiliki armada kapal selam yang besar, namun hanya kapal selam rudal balistik eksperimental 8.24 Yongung yang sempat terlihat mampu menembakkan rudal.