Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dikabarkan akan segera berkunjung ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Putin dan membicarakan kesepakatan senjata. New York Times pada hari Selasa (5/9) melaporkan bahwa pertemuan akan berlangsung pekan depan.
Mengutip pernyataan pejabat AS yang tidak disebutkan identitasnya, New York Times juga merinci bahwa Kim akan berangkat ke Rusia menggunakan kereta api lapis baja menuju Vladivostok, kawasan Pantai Pasifik Rusia.
Kim diprediksi berangkat dari Pyongyang pada pertengahan bulan September untuk menghadiri Forum Ekonomi Timur.
"Kim akan melakukan perjalanan dari Pyongyang, ibu kota Korea Utara, mungkin dengan kereta lapis baja, ke Vladivostok di mana ia akan bertemu dengan Putin. Dua pemimpin akan berada di kampus Universitas Federal Timur Jauh di Vladivostok untuk menghadiri Forum Ekonomi Timur, yang dijadwalkan berlangsung pada 10-13 September," kata sumber tersebut.
Baca Juga: Kim Jong Un Minta Angkatan Lautnya Selalu Bersiap untuk Perang
Menanggapi laporan tersebut, Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih menyatakan mereka tidak bisa mengonfirmasi kebenarannya. Namun, mereka percaya Kim mungkin memang sedang mengincar dialog tingkat tinggi di Rusia.
"Seperti yang telah kami peringatkan secara terbuka, perundingan senjata antara Rusia dan DPRK (Korea Utara) secara aktif mengalami kemajuan," kata juru bicara NSC, Adrienne Watson, kepada Yonhap.
Dugaan tersebut didasarkan pada pernyataan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bulan Juli lalu. Dalam kunjungannya ke Pyongyang saat itu, Shoigu mengaku berusaha meyakinkan Pyongyang untuk menjual amunisi artileri ke Moskow.
Baca Juga: Kim Jong Un Sambut Menhan Rusia dengan Tur di Pameran Senjata
"Kami mendapat informasi bahwa Kim Jong Un berharap diskusi tersebut akan terus berlanjut, termasuk keterlibatan diplomatik tingkat pemimpin di Rusia," ungkap Watson.
Sementara itu, John Kirby, Koordinator Komunikasi Strategis NSC, sempat memperingatkan bahwa Korea Utara berpotensi memberikan senjata tambahan dan peralatan militer kepada Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Kirby juga menyampaikan bahwa para pemimpin Korea Utara dan Rusia mungkin telah membahas kesepakatan tersebut melalui surat yang mereka tukarkan sejak perjalanan Shoigu ke Pyongyang.
Meski belum ada konfirmasi resmi, namun AS menegaskan bahwa kesepakatan senjata apa pun antara Korea Utara dan Rusia akan secara langsung melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB.