Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Korean Central News Agency (KNCA) alias Kantor Berita Pusat Korea Utara menyatakan Presiden KOrea Utara Kim Jong Un telah memantau latihan pertahanan militer di wilayah Laut Jepang. Latihan dilakukan dalam rangka menguji keakuratan peluncur roket jarak jauh dan berkaliber besar.
Sementara pemerintah Korea Selatan juga telah melaporkan bahwa pihaknya melihat uji luncur tersebut dari beberapa tembakan yang berasal dari pantai timur Korea Utara.
Roket-roket tersebut diluncurkan dari Semenanjung Hodo yang memang menjadi markas pasukan artileri Korea Utara, yang sebelumnya juga telah menembakan beberapa senjata yang dapat melontar hingga 200 kilometer.
"Mereka memperlihatkan kecanggihan teknologi dan membalutnya dalam latihan yang cukup defensif," kata Ankit Panda, Asisten Senior di Federasi Ilmuwan Amerika menanggapi laporan yang diterbitkan KNCA, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (4/5).
Aksi Korea Utara ini jadi ikhtiar paling provokatif yang dilakukan pemerintahan Kim setelah pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump gagal mencapai kesepakatan pada Februari lalu di Vietnam. Termasuk yang paling signifikan setelah Kim pada November 2017 meluncurkan rudal balistik antar benua.
Trump ikut geram atas aksi tersebut. Dalam cuitannya Trump sedikit mengancam Kim untuk tak melakukan hal yang dapat memicu perang antar dua negara tersebut.
“Segala sesuatunya memang memungkikan, namun saya percaya Kim sepenuhnya sadar potensi ekonomi Korea Utara yang besar dan tak akan melakukan hal-hal yang dapat menganggu atau mengakhirinya. dia juga tahu, kalau kami sama-sama tak ingin janji yang ia ucapkan ke saya tak ditaati. Akan terjadi sebuah kesepakatan,” cuitnya pada Sabtu (4/5).
Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengakui akan melakukan monitoring secara ketat terhadap aktivitas militer Korea Utara selanjutnya.
Dalam laporannya, KNCA mengatakan bahwa Kim masih kecewa lantaran permintaannya soal sanksi kepada Korea Utara tak digubris Trump pada pertemuan di Hanoi, Vietnam, Februari 2019 lalu. Ditambah Kim juga terus menyebut Amerika sebagai negara yang beritikad buruk dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu.
Kepada Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara, Kim menyerukan, ia akan menunggu dengan sabar sampai akhir tahun ini untuk membuat kesepakatan yang lebih baik dengan Amerika.
Peluncuran roket juga bisa menjadi sinyal ancaman bagi Korea Selatan yang melakukan latihan militer gabungan bersama Amerika Serikat, meskipun Trump telah mengurangi frekuensi latihan tersebut. Kim dalam beberapa pidatonya secara langsung juga telah menyatakan ketidaksukaannya atas latihan gabungan tersebut.
Setelah peluncuran, dan berkomunikasi dengan beberapa petinggi Korea Selatan, Perwakilan Khusus Amerika Stephen Biegun menyatakan akan melakukan kunjungan ke Tokyo pada 7 Mei 2019, dan ke Seoul pada 9 Mei 2019.
Sementara Kementerian Pertahanan Jepang dalam keterangan resminya menyatakan tidak mendeteksi adanya rudal yang memasuki zona ekonomi eksklusifnya dan dengan demikian tidak ada dampak langsung terhadap keamanan nasionalnya.