kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Korsel Batalkan Perjanjian Militer, Korut Akan Kerahkan Senjata Baru di Perbatasan


Jumat, 24 November 2023 / 06:41 WIB
Korsel Batalkan Perjanjian Militer, Korut Akan Kerahkan Senjata Baru di Perbatasan
ILUSTRASI. Pakta Utara-Selatan yang ditangguhkan itu ditandatangani pada pertemuan puncak tahun 2018 antara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan saat itu, Moon Jae-in. Pyeongyang Press Corps/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pada Kamis (23/11/2023), Korea Utara mengatakan pihaknya akan mengerahkan angkatan bersenjata yang lebih kuat dan senjata baru di perbatasannya dengan Korea Selatan.

Pengumuman ini terjadi sehari setelah Seoul menangguhkan sebagian perjanjian militer tahun 2018 antara kedua Korea sebagai protes atas peluncuran satelit mata-mata Pyongyang.

Mengutip Reuters, Kementerian Pertahanan Korea Utara mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita KCNA bahwa pihaknya akan mengembalikan semua tindakan militer yang telah dihentikan berdasarkan perjanjian dengan Korea Selatan, yang dirancang untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan kedua negara.

“Mulai sekarang, tentara kami tidak akan pernah terikat oleh Perjanjian Militer Utara-Selatan 19 September,” kata pernyataan itu. 

Ditambahkan pula, “Kami akan menarik langkah-langkah militer yang diambil untuk mencegah ketegangan dan konflik militer di semua bidang termasuk darat, laut dan udara, dan mengerahkan angkatan bersenjata yang lebih kuat dan perangkat keras militer tipe baru di wilayah sepanjang Garis Demarkasi Militer.”

Peluncuran satelit pada hari Selasa (21/11/2023) adalah upaya ketiga Korea Utara tahun ini setelah sebelumnya mengalami dua kegagalan. Ini juga merupakan tindak lanjut dari perjalanan langka pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ke Rusia, di mana Presiden Vladimir Putin berjanji membantu Pyongyang membangun satelit.

Baca Juga: Amerika Marah Besar atas Peluncuran Satelit Mata-Mata Korea Utara

Para pejabat Korea Selatan mengatakan peluncuran terbaru kemungkinan besar melibatkan bantuan teknis Rusia di bawah kemitraan yang berkembang di mana Pyongyang memasok jutaan peluru artileri ke Rusia.

Rusia dan Korea Utara membantah adanya kesepakatan senjata, namun menjanjikan kerja sama yang lebih mendalam, termasuk dalam bidang satelit.

Informasi saja, Korea Selatan pada hari Rabu menangguhkan sebagian dari perjanjian antar-Korea sebagai tanggapan atas peluncuran Pyongyang dan mengatakan akan segera meningkatkan pengawasan di sepanjang perbatasan dengan Korea Utara yang dijaga ketat.

Korea Utara menuduh Korea Selatan membatalkan perjanjian tersebut, yang dikenal sebagai Perjanjian Militer Komprehensif (CMA), dan mengatakan Seoul akan bertanggung jawab sepenuhnya jika terjadi bentrokan yang tidak dapat diperbaiki lagi antara kedua Korea.

Pernyataan Korea Utara muncul beberapa jam setelah negara itu menembakkan rudal balistik ke laut lepas pantai timurnya pada Rabu malam. Militer Korea Selatan mengatakan peluncuran tersebut tampaknya gagal.

Baca Juga: Korea Utara Klaim Sukses Luncurkan Satelit Mata-Mata Pertamanya, Jepang Marah



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×