Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan akan jor-joran mengalokasikan belanja untuk pertahanan. Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung mengatakan, negaranya akan mengalokasikan "anggaran yang lebih besar dari perkiraan" untuk penelitian pertahanan dan kedirgantaraan hingga tahun 2030.
Strategi ini seiring upaya Korea Selatan membangun industri pertahanan terbesar keempat di dunia.
Lee berbicara di pameran senjata terbesar Korea Selatan, Pameran Dirgantara & Pertahanan Internasional Seoul (ADEX) 2025, saat berbagai perusahaan memamerkan senjata-senjata baru tanpa awak dan yang ditingkatkan kecerdasan buatan Korea Selatan. Mulai dari howitzer hingga drone bunuh diri, dalam upaya meningkatkan penjualan pertahanan global.
Korea Selatan berada di peringkat ke-10 dalam penjualan senjata pada tahun 2023, menurut data dari basis data 100 perusahaan senjata teratas milik Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).
"Menjadi salah satu dari empat kekuatan utama dalam industri pertahanan bukanlah mimpi yang mustahil," ujar Lee, Senin (20/10/2025), seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Tak Ingin Perang Dagang Meledak Lagi, Trump Siap Bertemu Xi di Korea Selatan
Lee mengatakan, Korea Selatan akan membangun kedaulatan teknologi dengan memfokuskan investasi pada pengembangan teknologi, suku cadang, dan material yang harus diamankan secara independen, seperti semikonduktor khusus di sektor pertahanan.
Kepada mitra pertahanan luar negerinya, Korea Selatan berjanji untuk berbagi tidak hanya sistem persenjataannya tetapi juga "teknologi dan pengalaman dalam membangun fondasi industri," tambah Lee.
Persenjataan telah menjadi salah satu ekspor Korea Selatan yang paling cepat berkembang, terutama sejak invasi Rusia ke Ukraina, dengan kesepakatan bernilai miliaran dolar yang menjual berbagai macam barang, mulai dari howitzer dan amunisi hingga rudal dan kapal perang di seluruh dunia.
Para pejabat pemerintah dan militer dari negara dan organisasi seperti Rumania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, NATO, AS, Kanada, dan Australia akan berkunjung dalam rangka pameran senjata tersebut, ungkap Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pengarahan pada hari Senin.
Kepala Staf Kepresidenan Korea Selatan, Kang Hoon-sik, akan mengunjungi Eropa minggu ini sebagai utusan khusus untuk memperkuat kerja sama industri pertahanan, tetapi kantor kepresidenan menolak untuk memberikan daftar negara tersebut. Namun, pada hari Senin, kantor kepresidenan menyatakan bahwa Kang tidak akan mengunjungi Ukraina.
Baca Juga: Korsel Larang Warganya ke Kamboja Usai Marak Kasus Penipuan dan Penyiksaan