Sumber: Yonhap | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemerintah Korea Selatan pada Senin mengusulkan untuk menggelar pembicaraan militer dengan Korea Utara guna membahas cara memperjelas Military Demarcation Line (MDL) atau Garis Demarkasi Militer.
Langkah ini bertujuan mencegah bentrokan tidak disengaja di sekitar perbatasan antar-Korea.
Usulan tersebut disampaikan setelah beberapa kali tentara Korea Utara—termasuk yang bersenjata—melintasi MDL secara sementara, ketika mereka bekerja di dekat perbatasan, seperti melakukan pembersihan lahan atau pemasangan ranjau di zona penyangga.
“Militer kami secara resmi mengusulkan dilaksanakannya pembicaraan antar-otoritas militer Korea Selatan dan Korea Utara untuk membahas penetapan Garis Demarkasi Militer, demi mencegah bentrokan tidak disengaja dan meredakan ketegangan militer,” kata Kim Hong-cheol, Wakil Menteri Kebijakan Pertahanan Nasional Korea Selatan.
Baca Juga: Won Korea dan Ringgit Malaysia Melemah Paling Dalam di antara Mata Uang Asia
Kim menambahkan bahwa Seoul mengharapkan respons positif dan cepat dari Pyongyang, karena proposal tersebut bertujuan menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea dan memulihkan kepercayaan militer antar kedua negara.
Ia juga menyatakan bahwa Korea Selatan terbuka untuk berdiskusi mengenai detail pertemuan, termasuk lokasi dan jadwalnya.
Penanda Perbatasan Rusak Sejak 1953
Dalam pernyataannya, Kim menjelaskan bahwa pelanggaran MDL oleh tentara Korea Utara tampaknya terjadi karena penanda perbatasan darat yang dipasang pada tahun 1953, saat penandatanganan gencatan senjata, telah mengalami kerusakan.
Baca Juga: Pasukan Korea Utara Bantu Rusia Bersihkan Ranjau di Kursk Usai Mengusir Ukraina
Oleh karena itu, pembicaraan diperlukan untuk menegaskan kembali batas yang tepat guna mencegah insiden ketegangan di masa depan.
Belum Jelas Apakah Korut Akan Merespons
Masih belum diketahui apakah Korea Utara akan menanggapi usulan terbaru ini. Pyongyang hingga kini belum merespons seruan dialog yang berulang kali disampaikan oleh Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung.
Kedua Korea terakhir kali mengadakan pembicaraan militer tingkat jenderal pada 2018. Sejak tahun 2000, mereka telah menggelar dua kali pertemuan tingkat menteri dan 40 pertemuan tingkat kerja, menurut data Kementerian Pertahanan Korsel.













