Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Merespons parade militer besar di Beijing, aliansi Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang berencana menggelar latihan militer gabungan dalam waktu dekat.
Presiden China, Xi Jinping, mengundang banyak pemimpin negara sahabat dalam rangkaian pertemuan puncak dan parade militer besar-besaran di Beijing yang berlangsung sejak hari Rabu, 3 September 2025.
Beberapa tokoh penting yang diundang Xi termasuk Presiden Rusia Vladimir Putih, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, serta Perdana Menteri India Narendra Modi.
Masing-masing akan menggelar pertemuan bilateral dengan Xi untuk membahas beragam upaya penguatan kerja sama.
Baca Juga: Xi Jinping, Putin, dan Kim Jong Un Bertemu di Beijing: Sinyal Bentuk Aliansi Baru?
Aliansi Barat Respons dengan Latihan Militer
Tak lama setelah parade militer di Beijing berlangsung pada hari Rabu, aliansi Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang mengumumkan adanya latihan militer tahunan yang akan dimulai pada 15 September.
Aliansi tersebut menjelaskan bahwa latihan digelar untuk meningkatkan kemampuan operasional udara, laut, dan siber terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.
Militer Korea Selatan pada hari Jumat (5/9) menjelaskan, laihan dengan tajuk "Freedom Edge" ini adalah latihan tahunan yang dirancang untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas regional.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan juga menjamin bahwa latihan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan hukum internasional.
Baca Juga: Pemimpin Korut Kim Jong Un Perintahkan Percepatan Pembangunan Persenjataan Nuklir
Sayangnya, untuk saat ini pihak militer Korea Selatan tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang latihan tersebut, termasuk jumlah pasukan atau jenis peralatan yang terlibat.
Mengutip Reuters, latihan ini sepertinya akan menjadi tindak lanjut dari latihan mobilisasi pasukan berskala besar selama 10 hari yang dilakukan oleh militer Korea Selatan dan AS bulan Agustus.
Saat itu, keduanya secara khusus merancang latihan guna menilai kesiapan pertahanan mereka terhadap ancaman Korea Utara. Langkah itu dilihat Korea Utara sebagai bukti niat permusuhan sekutu terhadapnya.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Jepang dan ketua Komite Militer NATO akan menghadiri Dialog Pertahanan Seoul yang dihadiri para pejabat militer senior dari seluruh dunia mulai hari Senin pekan depan.
Baca Juga: Rusia Bakal Bantu China Salip Amerika Serikat dalam Hal Tenaga Nuklir
Tonton: Putin Bersedia Bertemu Zelenskyy, Syaratnya Zelenskyy Datang ke Moskow