kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.483.000   -8.000   -0,54%
  • USD/IDR 15.625   78,00   0,50%
  • IDX 7.547   -9,94   -0,13%
  • KOMPAS100 1.174   -1,85   -0,16%
  • LQ45 939   -0,72   -0,08%
  • ISSI 226   -0,92   -0,41%
  • IDX30 484   0,04   0,01%
  • IDXHIDIV20 584   0,00   0,00%
  • IDX80 133   -0,25   -0,19%
  • IDXV30 141   -0,82   -0,57%
  • IDXQ30 162   0,02   0,01%

Kota Hantu di Tiongkok Juga Menjadi Masalah Besar Bagi Merek Mewah Eropa


Rabu, 09 Oktober 2024 / 09:21 WIB
Kota Hantu di Tiongkok Juga Menjadi Masalah Besar Bagi Merek Mewah Eropa
ILUSTRASI. Seberapa eratkah permintaan tas tangan seharga US$ 3.000 terkait dengan harga rumah di Tiongkok? Jawabannya: sangat erat. REUTERS/Aly Song


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terakhir kali industri mewah mengalami masa sulit seperti itu di Tiongkok, di luar pandemi, adalah antara tahun 2014 dan 2016 ketika Beijing menindak korupsi, termasuk pejabat yang menghadiahkan tas tangan Louis Vuitton dan jam tangan Rolex sebagai imbalan atas bantuan politik. 

Insentif baru untuk mendongkrak konsumsi diharapkan segera diluncurkan oleh Beijing. Akan tetapi, mungkin kebijakan itu akan menargetkan produk pasar massal seperti barang-barang rumah tangga. 

Tiongkok telah meluncurkan subsidi tukar tambah untuk peralatan rumah tangga awal tahun ini dan berbagai kupon konsumsi.

Semua ini tidak terlalu membantu bagi penjual barang-barang mewah yang mahal. Agar merek dapat pulih, konsumen Tiongkok yang menghabiskan mulai dari US$ 7.000 hingga US$ 43.000 setahun untuk produk-produk mewah perlu merasa jauh lebih baik tentang keuangan mereka daripada yang mereka rasakan saat ini. 

Pengeluaran oleh kelompok ini telah turun 17% sejauh tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023, menurut sebuah laporan oleh Boston Consulting Group.

Baca Juga: Aksi Balasan Tiongkok: China Kenakan Tarif pada Brendi Uni Eropa

Perumahan setengah jadi yang terbengkalai merupakan masalah besar bagi pemerintah Tiongkok, dan juga ada dalam pikiran para eksekutif di Paris dan Milan. Meskipun nasib para bos perusahaan mewah mungkin bukan prioritas utama para pejabat Tiongkok, namun nasib mereka mungkin saling terkait.

Selanjutnya: Meski Masih Mini, Penyaluran Pembiayaan Kendaraan Listrik BRI Finance Mulai Naik

Menarik Dibaca: Promo BCA di Kopi Soe Diskon 20% Untuk Transaksi Rp 50.000




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×