Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
SYDNEY. Bunga yang rendah membuat nasabah bank di Australia berbondong-bondong mengajukan kredit properti. Berdasarkan data dari The Reserve Bank of Australia, kredit properti per akhir Juli naik 6,5% dalam setahun terakhir. Ini merupakan laju tercepat sejak Februari 2011.
Pemicunya adalah suku bunga tetap lima tahun sebesar 4,99% dan merupakan tingkat bunga terendah dalam sejarah. Diskon pinjaman bunga mencapai 1,4 % dan merupakan rekor tertinggi. "Hal ini memunculkan pinjaman berisiko tinggi," ujar Nader Naemi, Head of Dynamic Asset Allocation di AMP Capital Investors Ltd di Sydney, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, jurubicara empat bank pemberi pinjaman terbesar, yakni Australia & New Zealand Banking Group Ltd, National Australia Bank Ltd, Commonwealth Bank of Australia dan Westpac Banking Corp, mengatakan persetujuan kredit pemilikan rumah (KPR) sudah memperhitungkan kemampuan nasabah untuk membayar pada tingkat bunga yang lebih tinggi.
ANZ Bank dan National Australia pun mengklaim, mayoritas nasabah memiliki kemampuan untuk membayar. Sedangkan Westpac mengaku selalu mengawasi kualitas kredit perumahan secara teratur.
Kredit murah tersebut mendorong harga properti lebih tinggi. Agen properti, Darren Dowd, mengaku menjual rumah dengan tiga kamar tidur di Sydney seharga A$ 895.000 atau lebih tinggi A$ 100.000 dari proyeksi 12 penawar. Padahal, dua tahun lalu, mereka menjual rumah dengan tipe yang sama dan lokasinya 19 mil dari pusat kawasan bisnis seharga A$ 605.000.
"Harga di daerah kami telah meningkat seperempat juta dollar hanya dalam beberapa tahun terakhir," ujar Downd, broker di Ray White Baulkham Hills.
Pada Juli lalu, pemerintah Australia menemukan bahwa KPR adalah sumber risiko besar terhadap sistem keuangan rumahtangga sejak tahun 1997. Rumahtangga di Australia berutang hampir 1,8 kali dari pendapatan pada tahun 2013. Ini lebih tinggi dari Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat. Biro statistik nasional mencatat utang rumahtangga Australia setara dengan A$ 79.000 per orang.
Martin North, peneliti Digital Finance Analytics mengatakan, KPR murah membuat rumahtangga lebih besar mengambil pinjaman. Dampaknya adalah potensi gagal bayar kredit itu semakin besar. "Ini sejajar dengan apa yang terjadi sebelum krisis global. Ketika kredit mudah menciptakan gelombang default," tukasnya.