Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bank sentral China meluncurkan kebijakan perbaikan kredit satu kali untuk mendorong kembali permintaan pinjaman rumah tangga yang melemah. Melalui skema ini, catatan kredit macet individu dengan nilai hingga 10.000 yuan dapat dihapus dari sistem kredit nasional, asalkan utang tersebut dilunasi sepenuhnya.
Mengutip Reuters (23/12), kebijakan ini berlaku untuk utang pribadi yang timbul sejak awal 2020 hingga akhir 2025. Peoples Bank of China (PBOC) menyatakan, penghapusan catatan kredit akan dilakukan jika debitur melunasi kewajibannya paling lambat 31 Maret 2026. Langkah ini diharapkan dapat memberi kesempatan bagi masyarakat untuk memperbaiki kembali reputasi kredit mereka.
Peluncuran kebijakan tersebut tidak lepas dari melemahnya penyaluran kredit perbankan di China. Data terbaru menunjukkan, kredit baru pada November 2025 berada di bawah ekspektasi pasar, terutama akibat penurunan tajam pinjaman rumah tangga. Kondisi ini sejalan dengan perlambatan ekonomi, tercermin dari penjualan ritel yang turun ke level terendah sejak berakhirnya kebijakan ketat nol-covid.
Bank sentral menilai kebijakan ini diperlukan untuk meredam dampak berkepanjangan pandemi Covid-19 terhadap kondisi keuangan masyarakat. Individu yang sempat mengalami gangguan kredit, namun kini berkomitmen melunasi utang, diharapkan dapat lebih mudah kembali mengakses layanan keuangan.
Baca Juga: Penjualan Mobil Baru di Eropa Naik Lima Bulan Berturut-turut Didorong Kenaikan EV
Wakil Gubernur Bank Sentral China, Zou Lan mengatakan, kebijakan perbaikan kredit ini tidak hanya membantu masyarakat memperbaiki skor kredit, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas. Selain itu, kebijakan tersebut akan membantu perbankan menilai risiko kredit secara lebih akurat.
Menurut Zou Lan, langkah ini juga sejalan dengan upaya memperkuat pembiayaan inklusif, yakni layanan keuangan yang memberi akses lebih luas kepada kelompok berpendapatan rendah dan usaha kecil terhadap kredit, asuransi, hingga produk investasi.
Ke depan, otoritas China masih membuka ruang pelonggaran kebijakan untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Pemerintah sebelumnya telah memberi sinyal akan mengeluarkan stimulus fiskal tambahan, serta mempertimbangkan pemangkasan suku bunga dan rasio cadangan wajib perbankan. Namun, pada Desember ini bank sentral kembali mempertahankan suku bunga acuan pinjaman atau loan prime rate (LPR) tanpa perubahan, sejalan dengan perkiraan pelaku pasar.
Baca Juga: Portofolio Kripto Keluarga Trump Anjlok, WLFI Turun Lebih dari 40% pada 2025












