Sumber: Bloomberg | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin disebut puas dengan hasil pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Pembicaraan yang berlangsung selama 50 menit itu membahas soal keamanan Eropa dari ancaman Rusia.
Pembicaraan bilateral AS-Rusia akan dimulai di Jenewa pada 9 Januari, diikuti oleh pertemuan Dewan Rusia-NATO di Brussel dua hari kemudian dan negosiasi di Wina dalam kerangka OSCE pada 13 Januari, kata pembantu kebijakan luar negeri Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan Jumat pagi waktu Moskow.
Kedua pemimpin sepakat untuk tetap berhubungan secara teratur selama negosiasi dan untuk mengawasi pembicaraan bilateral secara langsung, katanya.
“Inilah yang kami kerjakan dan untuk ini presiden kami mencapai kesepakatan, itulah sebabnya kami senang dan puas,” kata Ushakov seperti dilansir Bloomberg, Jumat (31/12).
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Tiba-Tiba Minta Berbicara dengan Joe Biden Via Telepon
"Pembicaraan hari ini baik, konstruktif, jujur, dan menurut saya itu tidak buruk, bahkan menjadi dasar yang baik, untuk memulai negosiasi," sambungnya.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, mengatakan dalam pembicaraan itu, Biden mendesak Putin untuk mengurangi ketegangan dengan Ukraina. Dia mengatakan Biden memperingatkan bahwa AS dan sekutunya akan menanggapi dengan tegas jika Rusia menginvasi Ukraina.
“Presiden Biden juga menyatakan dukungan untuk diplomasi, mulai awal tahun depan dengan Dialog Stabilitas Strategis bilateral, di NATO melalui Dewan NATO-Rusia, dan di Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa,” kata Psaki.
“Presiden Biden menegaskan bahwa kemajuan substantif dalam dialog ini hanya dapat terjadi di lingkungan de-eskalasi daripada eskalasi,” terangnya.
Baca Juga: Dialog Keamanan AS-Rusia Dipastikan Berlangsung pada 10 Januari 2022
Setelah peringatan Biden bahwa Rusia menghadapi sanksi besar jika menyerang Ukraina, Putin menjawab bahwa hukuman skala besar lebih lanjut akan mengarah pada pemutusan hubungan antara Moskow dan Barat, kata Ushakov.
“Ini akan menjadi kesalahan besar yang dapat menyebabkan konsekuensi paling serius,” kata Ushakov. Itu bisa berimplikasi pada pembicaraan tentang pengendalian senjata, keamanan siber, perubahan iklim, dan topik lain yang ingin dikejar AS dengan Rusia.
Biden memaparkan dua kemungkinan jalan selama panggilan telepon: diplomasi atau konsekuensi serius, menurut seorang pejabat AS yang memberi pengarahan kepada wartawan dengan syarat anonim. Konsekuensinya kemungkinan termasuk penambahan pasukan NATO dan dampak ekonomi yang luas, kata orang itu.
AS berencana untuk memantau dengan cermat pergerakan pasukan di perbatasan Rusia dengan Ukraina, kata orang itu. Gedung Putih berencana untuk berkonsultasi dengan sekutunya menjelang dialog bulan depan dan akan memberi penjelasan singkat kepada para mitra mengenai pembicaraan telepon Kamis antara Biden dan Putin.
Baca Juga: Rusia dan Barat Bersitegang, Putin Telpon Xi Minta Dukungan China
Pembicaraan itu mengikuti panggilan video Biden-Putin 7 Desember di mana presiden Amerika menegaskan komitmen terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dan memperingatkan bahwa agresi Rusia akan dibalas dengan hukuman ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
AS telah mengatakan kepada sekutu Eropa bahwa kehadiran militer Rusia yang besar di dekat Ukraina mungkin merupakan persiapan untuk invasi paling cepat bulan depan sebelum medan beku berubah menjadi lumpur di musim semi.