Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Pemerintah Argentina menerapkan pengontrolan mata uang (currency controls) yang bertujuan untuk menstabilkan pasar keuangan. Kebijakan ini diambil pemerintah negara Amerika Latin tersebut seiring kian parahnya krisis ekonomi.
Kebijakan yang hanya berlaku sementara waktu ini, diumumkan pada Minggu (1/9). Melalui currency control, hal itu memungkinkan pemerintah untuk melarang pembelian mata uang asing akibat anjloknya nilai tukar mata uang peso yang super sensitif.
Dengan demikian, seluruh perusahaan harus mengajukan izin dari bank sentral Argentina untuk menjual peso dan membeli mata uang asing jika ingin melakukan transfer dana ke luar negeri.
Baca Juga: Warga Argentina ramai-ramai menarik dana di bank
Dalam buletin pemerintah yang dirilis Minggu, pemerintah Argentina mengatakan currency control sangat penting dilakukan untuk memastikan perekonomian berjalan sebagaimana mestinya.
Kebijakan terbaru ini menyusul pengumuman yang mengejutkan pada Rabu pekan lalu bahwa Argentina akan menunda pembayaran utangnya senilai US$ 100 miliar. Lembaga pemeringkat kredit S&P mengklasifikasikan hal ini sebagai default berdasarkan kriterianya sendiri.
Baca Juga: Terancam default yang ke-9, Argentina minta tambahan waktu untuk bayar utang
Kebijakan yang akan diberlakukan hingga akhir tahun ini merupakan kebijakan yang mengejutkan dari Presiden Mauricio Macri.
Tidak lama setelah memulai masa jabatannya pada Desember 2015, Macri tiba-tiba menghapus kontrol modal yang diberlakukan secara ketat sejak 2011.
Pemerintahan Macri dan bank sentral berusaha untuk menopang kepercayaan di pasar keuangan menjelang pemilihan presiden pada 27 Oktober mendatang.
Argentina dan IMF
Kondisi Argentina yang saat ini tengah berjuang melawan krisis keuangan, semakin diperburuk oleh kekalahan Presiden yang mengejutkan dalam polling utama baru-baru ini.
Baca Juga: Pasar saham global dibayangi perang dagang dan krisis Argentina
Dalam pemungutan suara yang dilihat banyak orang sebagai kunci untuk putaran pertama pemilihan presiden Argentina pada akhir Oktober, Macri yang kebijakannya dikenal sangat ramah bisnis kalah dengan selisih suara yang jauh. Bahkan selisihnya lebih besar dari yang diperkirakan melawan pimpinan oposisi Alberto Fernandez dan mantan pemimpin Argentina Cristina Fernandez de Kirchner.
Data CNBC menunjukkan, hasil polling itu menyebabkan peso tersungkur ke rekor terendah bulan lalu. Mata uang Argentina, ditutup pada kisaran 59,49 per dollar AS pada hari Jumat. Jika dihitung, peso telah anjlok lebih dari 30% sejak pemilihan umum awalan yang dihelat 11 Agustus 2019.
Kebijakan kontrol modal yang dirilis Macri memang sudah diprediksi sebelumnya oleh pelaku pasar. Meski demikian, sebagian dari mereka merasa cemas kebijakan itu akan membahayakan rencana pinjaman progmam bailout dari Badan Moneter Internasional (IMF) senilai US$ 57 miliar.
Baca Juga: Kronologi detik-detik memanasnya perang dagang AS-China selama akhir pekan
Jame Athey, senior investment manager Aberdeen Standard Investment kepada CNBC mengatakan, dirinya masih meyakini bahwa IMF akan tetap menyalurkan pinjamannya senilai US$ 5,4 miliar pada akhir bulan ini.
"Yang paling pentingting, IMF tidak mau menjadi orang yang menekan stekernya," kata Athey.
Athey juga berpendapat, perusahaan pemeringkat utang memiliki masalah yang sama jika membahas Argentina. Banyak dari mereka "terburu-buru" untuk memangkas status Argentina menjadi junk dalam beberapa pekan terakhir. "Secara realistis, saya rasa kesehatan ekonomi Argentina tidak berubah drastis. Yang terjadi adalah aset-aset eksternal mengalami perubahan," jelasnya lagi.