kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Krisis Ekonomi Memburuk, Ribuan Warga Portugal Turun ke Jalanan


Senin, 27 Februari 2023 / 09:32 WIB
Krisis Ekonomi Memburuk, Ribuan Warga Portugal Turun ke Jalanan
ILUSTRASI. Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Lisbon pada hari Sabtu (25/2/2023).


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LISBON. Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Lisbon pada hari Sabtu (25/2/2023). Mereka menuntut kondisi kehidupan yang lebih baik di saat inflasi yang tinggi membuat kehidupan semakin sulit bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

Mengutip Reuters, Portugal adalah salah satu negara termiskin di Eropa Barat. Data pemerintah menunjukkan, lebih dari 50% pekerja berpenghasilan kurang dari 1.000 euro (US$ 1.054,60) per bulan tahun lalu. Upah minimum bulanan adalah 760 euro.

Harga rumah di Portugal naik 18,7% pada tahun 2022, kenaikan terbesar dalam tiga dekade. Tarif sewa rumah juga meningkat secara signifikan, sebagian karena aksi spekulatif yang menyebabkan gelembung properti.

Menurut sebuah studi oleh pialang asuransi CIA Landlords, upah yang rendah dan harga sewa yang tinggi membuat Lisbon menjadi kota ketiga yang paling tidak layak untuk ditinggali. Tingkat inflasi Portugal 8,3% telah memperburuk masalah.

Pada aksi unjuk rasa yang diorganisir oleh gerakan 'Fair Life', Vitor David, seorang programmer berusia 26 tahun, mengatakan bahwa dia ingin kembali ke Lisbon suatu hari nanti. Akan tetapi sekarang dia harus tinggal lebih jauh karena biaya sewanya yang mahal. 

Baca Juga: Rudal Israel Serang Gedung di Damaskus Tengah, Lima Tewas

"Sampai suatu titik dalam hidup kami bahwa kami tidak memiliki harapan," katanya.

David menambahkan bahwa ia telah mempertimbangkan untuk pindah ke negara Eropa yang lebih kaya. 

"Ini sangat sulit," imbuhnya.

Data resmi menunjukkan sekitar 20% warga Portugal tinggal di luar negeri.

“Kami di sini agar suara kami didengar,” kata Jose Reis, yang baru saja lulus dari universitas namun masih menganggur.

Gerakan 'Fair Life' digaungkan oleh orang-orang yang tinggal di pinggiran Lisbon yang lebih miskin. Mereka mengatakan kelompok mereka paling rentan sebelum inflasi melonjak, dan kini, mereka yang paling terpukul oleh krisis biaya hidup yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Gempa Dahsyat di Turki Magnitudo 7,6, Butuh Bantuan Internasional

Mereka menginginkan upah yang lebih tinggi, pemberlakuan batas atas harga barang-barang dan kebijakan pemerintah terhadap perumahan.

Portugal pekan lalu mengumumkan paket langkah-langkah besar untuk mengatasi krisis perumahan. Akan tetapi kelompok-kelompok HAM mengatakan proposal itu tidak akan berarti banyak jika pihak berwenang terus mempromosikan kebijakan lain untuk menarik orang asing kaya ke negara itu, seperti Digital Nomads Visa yang diperkenalkan pada Oktober.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×