Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Minimnya stok solar dan bensin memaksa Sri Lanka menutup sekolah pada pekan lalu dan meminta pegawai negeri bekerja dari rumah. Pasokan bahan bakar untuk pemerintah pun dibatasi untuk sejumlah layanan yang diprioritaskan.
Pejabat IMF saat ini masih terus melakukan pembicaraan dengan Sri Lanka untuk kemungkinan paket bailout US$3 miliar. Namun, pencairan dana ke negara ini mungkin akan sulit karena Sri Lanka harus menjamin kesanggupannya dalam pelunasan utang di masa depan.
Untuk mengatasi krisis ekonominya, Sri Lanka disebut membutuhkan sekitar US$3,3 miliar untuk impor bahan bakar, US$900 juta untuk makanan, US$250 juta untuk gas masak, dan US$600 juta lainnya untuk pupuk sepanjang tahun ini.