kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.555   -52,00   -0,31%
  • IDX 8.206   39,62   0,49%
  • KOMPAS100 1.118   2,05   0,18%
  • LQ45 785   0,24   0,03%
  • ISSI 293   2,81   0,97%
  • IDX30 410   -1,05   -0,25%
  • IDXHIDIV20 462   -1,74   -0,37%
  • IDX80 123   0,29   0,23%
  • IDXV30 133   0,06   0,05%
  • IDXQ30 128   -0,37   -0,29%

Krisis Politik di AS: Trump Minta Wali Kota Chicago dan Gubernur Illinois Dipenjara


Kamis, 09 Oktober 2025 / 09:51 WIB
Krisis Politik di AS: Trump Minta Wali Kota Chicago dan Gubernur Illinois Dipenjara
ILUSTRASI. Anggota Garda Nasional menunggu dalam barisan untuk mendapatkan kopi saat beristirahat di Washington, Amerika Serikat, Senin (18/1/2021). REUTERS/Caitlin Ochs


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - CHICAGO/WASHINGTON. Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump memerintahkan pengerahan 500 personel Garda Nasional ke wilayah sekitar Chicago pada Rabu (8/10/2025) waktu setempat.

Meskipun mendapat penolakan keras dari Wali Kota Chicago Brandon Johnson dan Gubernur Illinois JB Pritzker.

Keduanya menilai langkah tersebut merupakan bentuk militerisasi kota yang berpotensi memicu provokasi dan ketegangan.

Baca Juga: Para Pemimpin Dunia Sambut Kesepakatan Fase Pertama Rencana Perdamaian Gaza Trump

Dalam pernyataan di media sosial, Trump bahkan menyerukan agar Johnson dan Pritzker dipenjara, dengan tuduhan gagal melindungi petugas imigrasi federal (Immigration and Customs Enforcement / ICE). Padahal, keduanya tidak pernah dituduh melakukan tindak kriminal.

“Wali Kota Chicago seharusnya dipenjara karena gagal melindungi petugas ICE! Gubernur Pritzker juga!” tulis Trump.

Kedua pejabat Partai Demokrat itu selama ini dikenal sebagai penentang keras kebijakan imigrasi Trump, termasuk rencana pengerahan pasukan federal ke kota-kota yang condong ke Demokrat.

Baca Juga: Trump: Israel dan Hamas Capai Kesepakatan Awal untuk Akhiri Perang Gaza

Garda Nasional Siaga di Chicago

Pihak Garda Nasional menyebut sekitar 200 tentara dari Texas dan 300 dari Illinois telah disiagakan di kawasan Chicago untuk melindungi personel federal dan properti pemerintah.

Meskipun Gedung Putih menyebut langkah ini sebagai bentuk penegakan hukum menghadapi “protes anarkis”, demonstrasi di Chicago dan Portland sejauh ini berlangsung damai dan berukuran kecil, jauh dari gambaran “zona perang” seperti yang diklaim Trump.

Pada Rabu malam, ratusan warga turun ke jalan di pusat kota Chicago memprotes kehadiran pasukan federal. Massa meneriakkan slogan “Todos somos Silverio” (“Kita semua adalah Silverio”) sebagai bentuk solidaritas terhadap Silverio Villegas Gonzalez, seorang imigran yang tewas ditembak agen ICE di pinggiran Chicago bulan lalu.

Baca Juga: Paus Leo XIV Desak para Uskup AS Tanggapi Tindakan Keras Trump Terhadap Imigran

Ketegangan Politik dan Isu Rasial

Wali Kota Johnson membalas serangan Trump dengan menyebut langkah tersebut sebagai bentuk ketidakadilan terhadap pemimpin kulit hitam.

“Ini bukan pertama kalinya Trump mencoba memenjarakan pria kulit hitam tanpa dasar hukum. Saya tidak akan ke mana-mana,” tegas Johnson.

Sementara itu, Pritzker—yang disebut-sebut sebagai kandidat potensial presiden Demokrat 2028—menyebut tindakan Trump sebagai ancaman terhadap demokrasi.

“Ketika presiden menyerukan penangkapan pejabat terpilih yang berusaha mengontrol kekuasaannya, itu langkah menuju otoritarianisme,” ujarnya.

Baca Juga: Trump Ancam Penjara Wali Kota Chicago dan Gubernur Illinois, Kerahkan Pasukan Militer

Gugatan Hukum dan Ancaman UU Anti-Pemberontakan

Langkah pengerahan pasukan ini tengah diuji di dua pengadilan federal.

  • Seorang hakim federal di Illinois akan memutuskan apakah pengerahan pasukan Garda Nasional ke Chicago bisa ditangguhkan sementara.
  • Sementara itu, pengadilan banding di California akan meninjau banding Trump terkait pengiriman pasukan ke Portland, yang sebelumnya diblokir hakim.

Trump bahkan mengancam akan menggunakan Undang-Undang Anti-Pemberontakan untuk menepis keputusan pengadilan.

Sebuah survei Reuters/Ipsos yang dirilis Rabu menunjukkan mayoritas warga Amerika menolak pengerahan militer domestik kecuali dalam situasi ancaman eksternal.

Selanjutnya: ANZ Tunjuk Tiga Eksekutif Baru untuk Perkuat Bisnis Ritel, Risiko, dan Teknologi

Menarik Dibaca: Daftar Kripto Top Gainers 24 Jam, Ada Zcash dan Mantle yang Naik Dobel Digit




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×