kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.250.000   11.000   0,49%
  • USD/IDR 16.640   37,00   0,22%
  • IDX 8.140   21,59   0,27%
  • KOMPAS100 1.116   -2,74   -0,25%
  • LQ45 782   -2,78   -0,35%
  • ISSI 287   0,98   0,34%
  • IDX30 411   -1,53   -0,37%
  • IDXHIDIV20 463   -3,28   -0,70%
  • IDX80 123   0,03   0,02%
  • IDXV30 133   -0,26   -0,19%
  • IDXQ30 129   -0,89   -0,69%

Krisis Politik Prancis Guncang Pasar: Saham Anjlok, Euro Melemah, Biaya Pinjaman Naik


Senin, 06 Oktober 2025 / 18:56 WIB
Krisis Politik Prancis Guncang Pasar: Saham Anjlok, Euro Melemah, Biaya Pinjaman Naik
ILUSTRASI. Pasar keuangan Prancis terguncang pada Senin (6/10), setelah Perdana Menteri Sébastien Lecornu secara mengejutkan mengundurkan diri. REUTERS/Benoit Tessier


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan Prancis terguncang pada Senin (6/10), setelah Perdana Menteri Sébastien Lecornu secara mengejutkan mengundurkan diri hanya 12 jam setelah membentuk kabinet barunya.

Keputusan mendadak itu memicu gejolak di bursa saham, melemahkan euro, dan meningkatkan biaya pinjaman negara, menambah ketidakpastian atas masa depan ekonomi terbesar kedua di zona euro.

Pengunduran diri Lecornu terjadi hanya beberapa jam setelah ia mengumumkan susunan kabinetnya. Langkah tersebut menjadikannya pemerintahan dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah modern Prancis, sekaligus menimbulkan kekhawatiran baru terhadap stabilitas politik di bawah pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.

Indeks CAC 40 Rontok, Bank-Bank Besar Tertekan

Indeks utama CAC 40 Paris, yang memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$3 triliun, turun lebih dari 1,5%, menjadi bursa dengan kinerja terburuk di Eropa pada hari itu.

Saham-saham perbankan utama mengalami tekanan berat — BNP Paribas, Société Générale, dan Crédit Agricole masing-masing merosot 4%–5%. Sementara itu, saham sektor menengah (mid-cap) jatuh 2,6%, mencatat penurunan harian terbesar sejak April.

Baca Juga: PM Prancis Sebastien Lecornu dan Kabinetnya Mundur Hanya 14 Jam Setelah Dilantik

Di sisi mata uang, euro melemah 0,7% terhadap dolar AS ke level US$1,1665, mencerminkan menurunnya kepercayaan pasar terhadap stabilitas politik dan fiskal Prancis.

“Fakta bahwa kabinet baru hanya bertahan 12 jam sangat mengkhawatirkan,” ujar analis Kirstine Kundby-Nielsen dari Danske Bank.

“Tidak ada tanda-tanda kesepakatan di parlemen untuk meloloskan anggaran, jadi tekanan terhadap imbal hasil obligasi dan euro kemungkinan masih akan berlanjut,” tambahnya.

Defisit Anggaran Membengkak, Stabilitas Terancam

Prancis saat ini memiliki defisit anggaran terbesar di zona euro, hampir dua kali lipat batas yang ditetapkan Uni Eropa sebesar 3% dari PDB. Kondisi fiskal yang rapuh ini memperburuk sentimen investor dan mengikis kepercayaan terhadap aset-aset Eropa.

Baca Juga: Perdana Menteri Baru Prancis Sebastien Lecornu Mundur, Pasar Saham dan Euro Anjlok

Sejak terpilih kembali pada 2022, Macron menghadapi parlemen yang terpecah, tanpa satu pun partai yang memiliki mayoritas. Situasi tersebut membuat tiga perdana menteri terakhir kesulitan meloloskan kebijakan fiskal, termasuk reformasi dan pemangkasan pengeluaran negara.

“Kondisi ini membuat investor semakin berhati-hati terhadap aset Eropa,” kata analis pasar senior Chris Beauchamp dari IG Group.

“Ketidakpastian politik Prancis kini menular ke seluruh kawasan,” katanya.

Biaya Pinjaman Melonjak, Risiko Kredit Meningkat

Krisis politik ini juga berdampak pada pasar obligasi. Harga obligasi pemerintah Prancis turun tajam, mendorong imbal hasil (yield) obligasi 10 tahun naik hampir 9 basis poin menjadi sekitar 3,59%.

Selisih (spread) antara obligasi Prancis dan obligasi Jerman — yang dianggap paling aman di Eropa — melebar menjadi 86,54 basis poin, level tertinggi sejak Januari.

Baca Juga: Prancis Bidik Pajak Penghasilan di Atas €250.000, Tambah Kas Negara €3 Miliar

Sebagai perbandingan, spread tersebut sempat menyentuh 90 basis poin pada puncak krisis 2012. Kekhawatiran atas daya bayar (creditworthiness) Prancis meningkat setelah lembaga pemeringkat menurunkan peringkat utangnya bulan lalu.

Selain itu, biaya asuransi terhadap gagal bayar (credit default swaps/CDS) naik menjadi 41 basis poin, tertinggi sejak April.

“Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana situasi ini akan diselesaikan,” ujar Michael Brown, analis senior di Pepperstone. “Tidak ada solusi cepat yang tampak jelas untuk keluar dari krisis ini.”

Meskipun tekanan paling besar terjadi di Prancis, gejolak juga terasa di seluruh bursa Eropa. Indeks STOXX 600 turun 0,3%, sementara DAX Jerman juga melemah tipis. Kondisi ini berpotensi mengancam reli saham Eropa tahun ini, yang sebelumnya didorong oleh peningkatan belanja keamanan dan infrastruktur.

Selanjutnya: Pengendali Lepas 178,23 juta saham Pantai Indah Kapuk Dua (PANI), Apa Alasannya?

Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Mengurangi Risiko Penurunan Kognitif Setelah Usia 55 Tahun, Apa Saja?




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×