Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina
KUALA LUMPUR. Kinerja industri perbankan di kawasan Asia melambat seiring ancaman pelambatan ekonomi. Lihat saja rapor kinerja Malayan Banking Bhd. Bank terbesar di Malaysia berdasarkan aset ini hanya mampu tumbuh tipis. Perinciannya: selama periode kuartal dua kemarin, Malayan Banking atau populer disebut Maybank ini hanya membukukan laba bersih sebanyak RM 1,57 miliar. Pencapaian ini hanya naik tipis 9% dari akhir Juni 2012 yang sebesar RM 1,44 miliar.
Kenaikan laba nan tipis lantaran pendapatan bunga bersih alias net interest income Maybank sepanjang kuartal dua kemarin hanya naik 3,1% menjadi RM 2,36 miliar. Sementara, pendapatan non bunga berhasil naik 27% menjadi RM 1,75 miliar.
Hingga akhir Juni, kinerja Maybank juga tertopang pertumbuhan anak usaha bank syariah.
Laba Maybank dari segmen perbankan islami naik 18% menjadi RM 666,1 juta. “Kinerja kami tetap positif karena diversifikasi portfolio yang baik, meski ada tantangan ekonomi," ujar Chairman Maybank Megat Zaharuddin Megat Mohd Nor, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (21/8).
Kinerja yang tidak kinclong mendorong Maybank memangkas besaran dividen kepada pemegang saham. Bank yang berbasis di Kuala Lumpur ini berencana membagi dividen sebanyak 22,5 sen per saham atau turun 29,68% dibandingkan dividen 2012 yang sebesar 32.
Nahkoda baru
Megat mengatakan, pihaknya optimistis kinerja Maybank bisa tetap kuat hingga akhir tahun. Sejatinya, kinerja Maybank di masa depan bertumpu pada CEO baru terpilih. Bulan ini, Abdul Farid Alias memegang tampuk pimpinan Maybank. Salah satu ambisi Abdul yakni ekspansi Maybank di 10 negara Asia Tenggara pada tahun 2015.
Abdul menyatakan, pihaknya kini tengah bersiap mendirikan bank umum di Thailand. “Tapi kami tidak mau terburu-buru dalam mengambil langkah ekspansi," ujar Abdul. Dia menambahkan, ekspansi ke luar Malaysia ditempuh agar bisa mengantongi margin lebih tinggi. Ini juga seiring dengan prospek pertumbuhan Asia yang masih menjanjikan.
Catatan saja, saat ini bisnis Maybank telah merangsek Indonesia lewat akuisisi Bank Internasional Indonesia (BII) di tahun 2008. Kemudian, pada tahun 2011 Maybank membeli sekuritas yang berbasis di Singapura yakni Kim Eng Holdings Ltd. Saat ini kontribusi pendapatan Maybank dari Malaysia menyumbang sekitar 90%. Paska rilis kinerja, saham Maybank naik tipis 0,2% menjadi RM 9,98 di Malaysia KLCI Index.